KOMPAS.com - Produksi massal merupakan produksi skala besar yang dilakukan perusahaan dengan berbagai alasan.
Dipopulerkan pertama kali oleh Henry Ford di awal abad ke-20. Hingga saat ini, produksi massal masih terus digunakan.
Dilansir dari situs Investopedia, produksi massal adalah pembuatan produk standar dalam jumlah besar. Sering kali dilakukan lewat perakitan dan atau otomatisasi.
Pada satu sisi, produksi ini membawa banyak keuntungan. Misalnya peningkatan efisiensi kerja, dan cepatnya distribusi serta pemasaran produk.
Namun di sisi lainnya, sistem ini mendatangkan kerugian. Salah satunya, perusahaan membutuhkan biaya besar untuk melakukan otomatisasi produksi massal.
Baca juga: Apa itu Produksi Massal?
Apa sajakah ciri-ciri produksi massal?
Dikutip dari situs MBA Knowledge Base, ciri-ciri produksi massal adalah:
Ciri utama produksi massal adalah penggunaan mesin. Perusahaan memanfaatkan teknologi mesin untuk meningkatkan produksi barang.
Dalam tahap perakitan barang di pabrik, produk akan diletakkan berurutan berdasarkan tata letaknya.
Sebagai contoh, satu bagian khusus untuk makanan sejenis, dan bagian lainnya untuk minuman.
Ciri produksi massal adalah rendahnya fleksibilitas dalam jadwal produksi. Karena perusahaan telah menjadwalkan kapan saja produksi akan dilangsungkan.
Baca juga: Keuntungan Produksi Massal Beserta Kerugiannya
Oleh sebab itu, gangguan karena kerusakan mesin akan sangat memengaruhi produksi. Pemeliharaan secara sistematis dan penyediaan operator merupakan dua fungsi manajemen utama yang perlu dimiliki dalam produksi massal.
Ciri produksi massal lainnya adalah:
Ciri-ciri produksi massal lainnya, yaitu hampir tidak ada variasi produk. Karena dalam sistem ini, perusahaan hanya bisa menghasilkan produk sejenis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.