Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Economic Model dalam Teori Perilaku Konsumen

Kompas.com - 19/07/2022, 07:30 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Penulis

KOMPAS.comEconomic model digunakan untuk mengkaji, mengetahui, serta mempelajari perilaku konsumen terhadap suatu barang atau jasa.

Keyakinan mendasarnya adalah manusia bersifat rasional. Meski sempat ditolak, namun dalam situasi tertentu, keyakinan ini masih berlaku.

Apa itu economic model dalam perilaku konsumen?

Menurut Aditya Wardhana dalam buku Perilaku Konsumen (Teori dan Implementasi) (2022), economic model dikembangkan oleh Alfred Marshall pada 1890.

Gagasan utamanya, yakni keputusan pembelian konsumen dipengaruhi pemikiran bahwa manfaat maksimal bisa didapat dengan meminimalkan biaya konsumsi.

Dilansir dari situs Wisdom Jobs, dalam economic model, konsumen akan mengikuti prinsip utilitas maksimum berdasarkan utilitas marginal yang kian berkurang.

Artinya konsumen ingin mengeluarkan sedikit uang untuk memaksimalkan keuntungan yang didapat. Utilitas marginal dari tiap unit tambahan akan menurun saat konsumsi meningkat.

Baca juga: Input-Process-Output Model dalam Teori Perilaku Konsumen

Tiga efek dalam economic model perilaku konsumen

Dalam model ini, perilaku konsumen bisa diprediksi berdasarkan indikator ekonominya, meliputi daya beli serta harga produk yang kompetitif.

Kedual hal ini akan menimbulkan tiga efek penting, yaitu efek pendapatan, efek harga, dan efek substitusi.

Efek pendapatan (income effect)

Peningkatan pendapatan konsumen akan berdampak pada meningkatnya daya beli konsumen untuk membeli produk yang lebih banyak.

Dikutip dari situs Neostrom, efek pendapatan dikenal pula sebagai elastisitas permintaan, yang menunjukkan respons terhadap perubahan pendapatan.

Sederhananya, individu berpendapatan tinggi akan menghabiskan sebagian besar uangnya dibanding mereka yang memiliki upah rendah.

Baca juga: Pavlovian Model dalam Teori Perilaku Konsumen

Efek harga (price effect)

Dalam economic model, efek ini menyatakan bahwa individu akan membeli produk yang ditawarkan dengan harga rendah, demi memaksimalkan keuntungannya.

Efek ini disebut juga elastisitas harga. Pembelian produk ketika harga yang ditawarkan rendah, akan meningkatkan permintaan yang membantu produsen mendapat keuntungan lebih besar.

Sebaliknya, jika harga yang ditawarkan tinggi, jumlah permintaan produknya akan menurun.

Efek substitusi (substitution effect)

Ketika produk substitusi tersedia dengan harga yang lebih murah, konsumen akan beralih dan meninggalkan produk aslinya.

Beberapa konsumen memang memiliki preferensi yang tinggi terhadap suatu produk. Namun, mereka akan beralih jika ternyata ada perbedaan harga yang cukup tinggi di antara dua produk yang hampir sejenis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com