Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Metode Pengukuran Kembali Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

Kompas.com - 27/04/2022, 15:00 WIB
Vera Oktaviani,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Metode pengukuran kembali adalah metode yang menjabarkan laporan keuangan dari mata uang asing ke mata uang fungsional. 

Dikutip dari buku Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 (2021) oleh Dwi Martani, dalam penjabaran metode pengukuran kembali ini kurs yang digunakan tidak sama pada masing-masing posnya.

Hasil yang timbul adalah selisih atas laporan keuangan hasil translasi. Selisih yang timbul akan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada laporan laba rugi hasil penjabaran. 

Baca juga: Laporan Keuangan dan Mata Uang Pelaporan

Berikut adalah kurs metode pengukuran kembali pos laporan posisi keuangan, yaitu: 

Pos-pos Laporan Posisi Keuangan Metode Pengkuran Kembali
Aset dan Liabilitas Moneter Kurs penutup
Aset dan Liabilitas Non Moneter Kurs pada tanggal transaksi (Jika diperoleh sebelum akuisisi kurs: kurs akuisisi)
Pos non moneter dalam nilai wajar Kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan
Modal saham dan saldo laba pra akuisisi kurs akuisisi
Saldo laba pasca akuisisi Dijabarkan dengan beberapa kurs
Selisih Penjabaran Diakui di laporan laba rugi (diakui di ekuitas jika selisih nilai wajar juga diakui di ekuitas)

Kurs yang digunakan tersebut berbeda dengan kurs yang digunakan dalam neraca. Aset dan liabilitas moneternya menggunakan kurs penutup. Sedangkan, aset dan liabilitas non meneter menggunakan kurs pada tanggal transaksi. 

Kurs metode pengukuran kembali pos laba rugi

Pos-pos Laba Rugi Metode Pengukuran Kembali
Penjualan, pembelian, beban, dan pos laba rugi yang menghasilkan arus masuk/kelua pos moneter  Kurs aktual/rata-rata
Beban pokok penjualan Kurs pada tanggal transaksi (perolehan persediaan)
Depresiasi, amortiasi, dan alokasi atas pos non moneter lainnya Kurs pada tanggal transaksi (jika diperoleh sebelum akusisi: kurs akuisisi)
Dividen dan pembagian laba lainnya Kurs aktual 

Pada kurs ini, pos yang digunakan juga berbeda-beda. Pendapatan dan beban moneter yang digunakan adalah pada kurs aktual atau rata-rata.

Sedangkan, pendapatan dan beban non moneter yang digunakan adalah pada kurs kurs tanggal transaksi. 

Baca juga: 4 Tahap-tahap Audit atas Laporan Keuangan

Kertas Kerja 

Tidak berbeda dengan metode translasi sebelumnya, pada metode pengukuran kembali ini juga menggunakan kertas kerja untuk penjabaran dan perhitungannya yang kompleks. Formatnya pun sama seperti metode translasi sebelumnya.

Contoh metode pengukuran kembali

Berikut ini adalah contoh soal penjabaran metode pengukuran kembali, yaitu: 

PT Induk mengakusisi 80% kepemilikan atas saham PT Anak yang beroperasi di Singapura pada tanggal 2 Januari 2015 senilai S$60.000.

Mata uang fungsonal dan penyajian PT Induk adalah rupiah (Rp). Mata uang fungsional PT Anak adalah rupiah (Rp) namun mata uang penyajian Pt Anak adalah dolar Singapura (S$).

Berdasarkan laporan keuangan PT Anak, komposisi ekuitas saat akuisisi terdiri dari saham biasa dan saldo laba masing-masing sebesar S$50.000 dan S$20.000.

Pada saat akuisisi, seluruh nilai tercatat aset dan liabilitas PT Anak sama dengan nilai wajarnya. Nilai wajar kepentingan non pengendali (KNP) saat akusisi adalah S$15.000.

PT Anak mengumumkan laba dan dividen (1 April 2015) untuk tahun 2015 masing-masing senilai $5000 dan S$3000.

Baca juga: Analisis Laporan Keuangan: Tujuan, Manfaat, dan Metodenya

Berikut kurs yang relevan (Rp/S$):

Tanggal Kurs
20 April 2014 9.800
20 Agustus 2014  9.900
2 Januari 2015 10.000
1 April 2015 10.050
1 Juli 2015 10.060
20 Desember 2015 10.120
31 Desember 2015 10.150
rata-rata 2015 10.100

PT Anak harus dijabarkan ke dalam mata uang laporan keuangan PT Induk. PT Induk harus menghitung nilai akuisisi dalam rupiah karena investasi harus dilakukan pada mata uang fungsional dan pelaporan PT Induk. 

Hasil atas akusisi yaitu goodwill senilai Rp 50.000.000. Pada tanggal akuisisi, semua pos laporan posisi keuangan PT Anak dijabarkan dari S$ ke Rp menggunakan kurs tanggal akuisisi. 

  • Translasi 2 Januari 2015
  S$ Kurs Rp
Kas  5.000 10.000 50.000.000
Piutang  8.000 10.000 80.000.000
Persediaan 12.000 10.000 120.000.000
Tanah 30.000 10.000 300.000.000
Mesin 50.000 10.000 500.000.000
Jumlah Debit 105.000 10.000 1.050.000.000
       
Akumulasi Penyusutan 10.000 10.000 100.000.000
Utang Usaha 5.000 10.000 50.000.000
Utang Bank 20.000 10.000 200.000.000
Saham Biasa 50.000 10.000 500.000.000
Saldo Laba 20.000 10.000 200.000.000
Jumlah Kredit 105.000   1.050.000.000

Terdapat perbedaan pada metode translasi, aset dan liabilitas non moneter dijabarkan dengan kurs aktual perolehan. Aset pada PT Anak adalah persediaan, tanah, dan mesin. Sedangkan, liabilitasnya adalah semua hal yang bersifat moneter. 

Baca juga: Unsur-unsur Laporan Keuangan dan Lama Penyimpanan Dokumen Keuangan

  • Tabel kurs aktual perolehan aset non moneter
Persediaan S$ Kurs
20 Des 2015 19.000 10.120
     
Tanah S$ Kurs
20 April 2014 30.000 9.800
     
Mesin  S$ Kurs
20 Agustus 2014 50.000 9.900
1 Juli 2015 20.000 10.000
  70.000  

Dalam aset non moneter didapatkan tahun 2014 dann harusnya dijabarkan dengan kurs tanggal perolehannya tersebut.

Sebab akuisisi PT Induk terjadi pada tanggal 2 Januari 2015 jadi kurs perolehannya sebelum tanggal tersebut diabaikan diganti kurs tanggal akusisi. 

  • Tabel penjabaran aset non moneter PT Anak per 31 Desember 2015
Perhitungan A S$ Kurs Rp
Mesin 1 (Sebelum 2015) 50.000 10.000 500.000.000
Mesin 2 9Setelah 2015) 20.000 10.000 201.200.000
  70.000   701.200.000
       
Perhitungan B S$ Kurs Rp
Persediaan Awal 12.000 10.000 120.000.000
Pembelian 17.000 10.050 170.850.000
Persediaan Akhir (19.000) 10.120 (192.280.000)
Beban pokok Penjualan 10.000   98.570.000
       
Perhitungan C S$ Kurs Rp
Beban Penyusutan Mesin 1 3.000 10.000 30.000.000
Beban Penyusutan Mesin 2 2.000 10.000 20.120.000
  5.000   50.120.000
       
Perhitungan C S$ Kurs Rp
Akumulasi penyusutan mesin 1 13.000 10.000 130.000.000
Akumulasi penyusutan mesin 2 2.000 10.060 20.120.000
  15.000   150.120.000
  • Pengukuran kembali pada 31 Desember 2015 

Berikut pengukuran kembali pada 31 Desember 2015

  S$ Kurs Rp
Kas 6.000 10.150 60.900.000
Piutang  7.000 10.150 71.050.000
Persediaan 19.000 10.120 192.280.000
Tanah 30.000 9.800 294.000.000
Mesin 70.000 A 701.200.000
Beban Pokok Penjualan 10.000 B 98.570.000
beban penyusutan 5.000 C 50.120.000
beban operasi 3.000 10.100 50.500.000
dividen 3.000 10.150 30.150.000
Rugi pengukuran kembali     10.600.000
Jumlah debit 155.000   1.559.370.000
       
Akumulasi penyusutan 15.000 D 150.120.000
utang usaha 5.000 10.150 50.750.000
utang bank 40.000 10.150 406.750.000
saham biasa 50.000 10.000 500.000.000
saldo laba 20.000 10.000 200.000.000
pendapatan 25.000 10.100 252.500.000
jumlah kredit 155.000   1.559.370.000

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com