Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orientasi Seksual Tiap Orang Berbeda?

Kompas.com - 08/04/2022, 14:30 WIB
Aldila Daradinanti,
Vanya Karunia Mulia Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Istilah orientasi seksual sering dikaitkan dengan ketertarikan seseorang terhadap jenis kelamin atau gender tertentu.

Misalnya perempuan tertarik secara seksual terhadap laki-laki, atau sebaliknya, yang dikenal dengan heteroseksual, yaitu ketertarikan kepada lawan jenis.

Ada pula ketertarikan seksual antarsesama jenis yang disebut homoseksual. Misalnya pria tertarik dengan pria, atau perempuan tertarik dengan perempuan.

Ada begitu banyak orientasi seksual. Lantas, mengapa orientasi seksual tiap orang berbeda-beda?

Orientasi seksual

Adalah ketertarikan seorang individu terhadap seksual, romantisme, dan emosi individu lainnya.

Orientasi seksual bukan identitas gender.

Baca juga: Apa Bedanya Jenis Kelamin dengan Gender?

Orientasi seksual menjelaskan kepada siapa seorang individu tertarik secara seksual, romantisme, dan emosi. Sedangkan identitas gender menjelaskan tentang siapa individu tersebut.

Dikutip dari jurnal Orientasi Seksual: Faktor, Pandangan Kesehatan dan Agama (2016) karya Alhamdu, identitas dan orientasi seksual terbentuk pada usia remaja.

Dalam buku Emerging Adulthood: The Winding Road from Late Teens Through The Twenties (2004) karya Arnett, J.J., serta buku Human Life Span (2006) karya Santrock, W, dijelaskan bahwa ada periode storm and stress pada masa remaja.

Yaitu masa di mana remaja merasa dirinya bukan lagi anak kecil, namun belum sepenuhnya diterima oleh orang dewasa. Pada saat yang bersamaan, remaja menemukan banyak hal yang baru, baik secara emosional maupun fisik.

Tiap remaja akan mengalami kendala dalam mencari pengalaman baru dan identitas atau jati diri, termasuk orientasi seksualnya.

Faktor-faktor yang memengaruhi orientasi seksual

Dilansir dari jurnal Faktor-Faktor Determinan Kecenderungan Orientasi Seksual Sejenis pada Remaja Di Kota Malang (2018) karya Agung Fadhilah, orientasi seksual tidak disebabkan oleh disebab oleh sejumlah faktor, yakni:

Trauma

Dikutip dari jurnal The Impact of Child Sexual Abuse on Adult Interpersonal Functioning: A Review and Synthesis of The Emprical Literature (2000) karya Davis, J.L. dan Petretic Jackson, pelecehan dan kekerasan seksual yang terjadi pada masa kanak-kanak dapat memengaruhi orientasi dan menyebabkan disfungsi seksual, dengan kecenderungan menjadi homoseksual serta biseksual.

Baca juga: Mengapa Kesetaraan Gender itu Penting?

Bahkan bisa pula menimbulkan penyimpangan seksual, seperti pedofilia, sadisme, sodomi dan lain sebagainya.

Selain itu, perasaan trauma karena disakiti orang yang dicintai juga menjadi salah satu faktor penyebab. Misalnya laki-laki trauma disakiti oleh perempuan. Hal ini bisa menyebabkan laki-laki tersebut memilih menjadi seorang homoseksual.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com