Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tari Klasik Keraton 

Kompas.com - 07/04/2022, 17:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Tari klasik lahir dalam lingkungan keraton atau kaum bangsawan. Hal ini karena masyarakat biasa dilarang untuk menarikan tarian tersebut. 

Berbeda dengan tari rakyat, tari klasik atau tari keraton bersifat baku dan tertulis. Sehingga sejak zaman dulu hingga sekarang tidak ada yang berubah dari tari keraton

Tari klasik ini berkembang turun-temurun dan dilestarikan di lingkungan keraton sehingga memiliki aturan yang tertulis dan jelas. 

Dikutip dari buku Mengenal Seni Tari Indonesia (2020) oleh Muryanto, seni tari berada di dposisi sangat terhormat di keraton. 

Tari keraton sebagai bentuk seni merupakan ungkapan dari segala macam ide-ide ke dalam bentuk-bentuk konkrit yang memiliki prinsip-prinsip mengenai bentuk dan struktur untuk menyampaikan pesan yang dipersepsikan melalui emosi atau perasaan. 

Pesan-pesan dalam dalam tari keraton kemudian dimanifestasikan ke dalam gerakan tarinya berupa aturan-aturan, patokan, dan kaidah tari yang harus ditaato untuk mencapai keindahan tari. 

Dalam implementasinya, aturan, patokan, dan kaidah tari keraton melahirkan teknik tari yang menyangkut unsur visual tari. 

Baca juga: Ragam Tari Kreasi Daerah

Perangkat tari keraton 

Dilansir dari jurnal Karakter Dalam Tari Gaya Surakarta (2014) oleh Silvester Pamardi, terdapat tiga perangkat tari keraton, sebagai berikut: 

Hastakawaca

Hastakawaca merupakan patokan mengenai wiraga. Wiraga sendiri adalah gerakan penari dalam membawakan suatu peranan. Ada delapan macam ketentuan, yakni: 

  • Patrap, pola gerakan tari selaras dengan karakter tarinya. 
  • Ulat-ulat, tolehan dan arah pandangan mata. 
  • Tanjak, sikap tangan membentuk pose gerakan sebuah refleksi karakter tari. 
  • Pacak gulu, gerakan kepala yang berporos pada leher. 
  • Ukuran tungkak, ukuran jauh dekatnya jarak tungkak telapak kaki kanan dengan telapak kaki kiri. 
  • Darji asta, posisi jari-jemari tangan yang membentuk suatu pola. 
  • Leyot, gerakan dan posisi tubuh. 
  • Ulahing jaja, badan yang dibentuk dengan sikap dada. 

Kawaca lagu 

Kawaca lagu adalah irama cepat lambatnya ketukan lagu atau gendhing. Dalam karawitan, irama gendhing terbagi menjadi: 

  • Irama satu atau irama lancar
  • Irama dua atau  irama tanggung
  • Irama tiga atau irama dadi
  • Irama empat atau irama wilet

Hastakawaca gendhing 

Berkaitan dengan patokan gerak yang mengikuti patokan gamelan, ketuk, kenong, dan gong yang dipadukan dengan irama dalam bentung gendhing

Baca juga: Perbedaan Tari Tradisional dengan Tari Kreasi Baru

Karakter tari keraton 

Beberapa karakter tari kerator, yaitu: 

  • Peran tari memiliki sifat khas atas perwatakan manusia yang dalam hal ini tari keraton. Tari keraton adalah ekspresi jiwa yang bersifat kolektif. 
  • Perilaku tari atau gerakan tari keraton meninggalkan kesan-kesan yang mencerminkan kepribadian orang Jawa. 
  • Tari keraton sebagai bentuk ekspresi kolektif atau komunal berkaitan dengan kepentingan pranatan adat. Sehingga gerakan tari keraton dari seluruh bagian tubuh memiliki maksud tertentu, yakni mencerminkan bentuk watak atau jiwa luhur. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com