KOMPAS.com - Komunikasi diadik dan triadik termasuk komunikasi interpersonal. Kedua bentuk komunikasi ini sering berlangsung dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh komunikasi diadik adalah komunikasi antara suami istri, serta komunikasi antara seorang dokter dan seorang pasien. Sementara, contoh komunikasi triadik ialah komunikasi antara ayah, ibu, dan anak.
Menurut Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2010), komunikasi diadik adalah komunikasi yang melibatkan dua orang, seperti suami dan istri, dua sahabat dekat, dan sebagainya.
Salah satu ciri komunikasi diadik adalah pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi berada dalam jarak dekat, dan pesannya dikirim serta diterima secara simultan dan spontan.
Dikutip dari jurnal Keistimewaan dalam Komunikasi Antarpersonal (2011) karya Sri Marlina, komunikasi triadik adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri atas tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan.
Baca juga: Komunikasi Diadik: Pengertian dan Contohnya
Jika dibandingkan dengan konteks komunikasi kelompok dan massa, komunikasi triadik dipandang lebih efektif, terutama dalam mengubah sikap, opini, atau perilaku komunikannya.
Perbedaan utama komunikasi diadik dan triadik terletak pada jumlah peserta komunikasinya. Dalam komunikasi diadik, hanya ada satu komunikator dan satu komunikan. Sedangkan komunikasi triadik terdiri dari seorang komunikator dan dua komunikan.
Dilansir dari jurnal Komunikasi Antarpersonal Masyarakat: Sebuah Analisis (2021) oleh M. Muslan, komunikasi diadik lebih efektif daripada komunikasi triadik.
Karena komunikator memusatkan perhatiannya kepada seorang komunikan. Sehingga komunikator bisa menguasai frame of reference (referensi seseorang berdasarkan kebiasaan, budaya, dan agama yang dianut) komunikan.
Baca juga: Komunikasi Triadik: Pengertian dan Contoh Komunikasinya
Bila disimpulkan, ada dua perbedaan komunikasi diadik dan triadik, yakni: