Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Terjadinya Pembusukan Sampah Sisa Makanan di Lubang Biopori

Kompas.com - 26/11/2021, 11:45 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pernahkah kamu mendengar tentang lubang resapan biopori? Lubang resapan biopori dibuat untuk membantu penyerapan air oleh tanah dan penguraian zat organik.

Menurutmu, mengapa dapat terjadi pembusukan pada sampah sisa makanan di lubang biopori? Pembusukan sampah sisa makanan di lubang biopori dapat terjadi karena aktivitas mikroorganisme di dalamnya.

Pengertian biopori

Dilansir dari Waste4Change, biopori adalah lubang atau terowongan kecil di bawah tanah yang dihasilkan oleh organisme seperti cacing, rayap, akar tumbuhan, dan faktor alami lainnya.

Biopori alami itulah yang ingin dibuat manusia. Menurut John Herf dalam buku Biopori sebagai Peresapan Air yang Mengatasi Banjir dan Sampah (2009) lubang resapan biopori berbentuk silinder dengan kedalaman sekitar satu meter dan diameter lubang berkisar 10 hingga 30 sentimeter.

Baca juga: 5 Cabang Ilmu Kimia dan Penjelasannya

Proses pembusukan dalam kubang biopori

Menurut Hilwatulisan dalam jurnal Lubang Resapan Biopori (LRB) Pengertian dan Cara Membuatnya di Lingkungan Kita (2011), lubang biopori dimasukkan sampah organik (salah satunya sampah sisa makanan) untuk memicu terbentuknya biopori.

Mikroorganisme seperti cacing, rayap, semut, dan serangga lainnya akan tertarik pada sampah organik tersebut. Biopori yang terbentuk akan membuat sirkulasi udara dalam lubang biopori lancar.

Lubang biopori yang lembab, hangat, dan sirkulasi udara yang membawa masuk oksigen menjadikannya sebagai lingkungan yang cocok bagi perkembangbiakan bakteri dan jamur.

Bakteri dan jamur kemudian akan berkembang biak dalam lubang biopori. Sehingga, bakteri, jamur, dan juga mikroorganisme tanah akan melakukan dekomposisi atau pembusukan sampah sisa makanan.

Pembusukan akan terjadi sekitar tiga bulan lamanya dan mengubah sampah sisa makanan menjadi kompos.

Kompos dari hasil pembusukan sampah sisa makanan dalam lubang biopori kemudian dapat digunakan sebagai pupuk tumbuhan. Pupuk tersebut dinilai lebih aman bagi leingkungan karena tidak mengandung zat kimia yang membahayakan.

Baca juga: Karakteristik Air Limbah Secara Fisik, Kimia, dan Biologi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Karakteristik Lembaga Sosial

6 Karakteristik Lembaga Sosial

Skola
Dampak Negatif Hubungan Sosial

Dampak Negatif Hubungan Sosial

Skola
Tips Menjaga Kesehatan Telinga

Tips Menjaga Kesehatan Telinga

Skola
Proses Terjadinya Hubungan Sosial Secara Disosiatif

Proses Terjadinya Hubungan Sosial Secara Disosiatif

Skola
Unsur-unsur Lembaga Sosial di Masyarakat

Unsur-unsur Lembaga Sosial di Masyarakat

Skola
6 Contoh Energi Kinetik dalam Kehidupan Sehari-hari

6 Contoh Energi Kinetik dalam Kehidupan Sehari-hari

Skola
Jawaban dari Soal 'Makanan Mengandung Energi Berupa'

Jawaban dari Soal "Makanan Mengandung Energi Berupa"

Skola
6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Alternatif

6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Alternatif

Skola
Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Skola
Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Skola
El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

Skola
Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Skola
3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

Skola
Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com