Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Folklor: Definisi, Ciri-Ciri, dan Bentuknya

Kompas.com - Diperbarui 19/04/2022, 18:49 WIB
Cahya Dicky Pratama,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Keuntungan yang diperoleh Indonesia sebagai negara kepulauan adalah memiliki berbagai jenis suku bangsa.

Adanya keragaman jenis suku bangsa membuat Indonesia juga memiliki banyak sekali kebudayaan lokal, salah satunya adalah folklor.

Bagian dari kebudayaan suatu masyarakat yang tersebar dan bersifat tradisional yang diwariskan secara lisan dan turun temurun disebut juga folklor.

Kata folklor merupakan pengindonesiaan dari kata Inggris folklore. Folklor terdiri atas dua kata besar, yaitu folk dan lore. Folk memiliki arti sekelompok orang yang mempunyai ciri-ciri pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga bisa dibedakan dari kelompok lainnya.

Ciri-ciri pengenal tersebut dapat berupa warna kulit, rambut, mata pencarian, bahasa, agama. Folk juga bisa diartikan sebagai kolektif masyarakat.

Sementara lore memiliki arti tradisi yang dimiliki oleh folk. Tradisi tersebut diwariskan secara turun menurun, paling tidak dua generasi.

Baca juga: Sub Ilmu Antropologi

Danandjaya dalam bukunya yang berjudul Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain (2002), mengartikan folklor sebagai kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan turun menurun secara tradisional.

Kebudayaan folklor tersebut bisa berbeda-beda versinya, bisa berbentuk lisan, perbuatan, maupun alat-alat pembantu pengingat. Folklor merupakan salah bidang kajian dalam Ilmu Antropologi.

Melalui penelitian folklor, dapat dilihat kebudayaan suatu suku bangsa sebelum adanya pengaruh kebudayaan asing, misalnya kepercayaan, pandangan hidup, adat istiadat, dan cara berpikir masyarakat.

Kedudukan folklor dengan kebudayaan lainnya pastinya berbeda sebab folklor memiliki ciri-ciri tersendiri. Adapun ciri-ciri folklor sebagai berikut:

Baca juga: Etnografi dalam Ilmu Antropologi

  • Penyebaran dan pewarisannya cenderung dilakukan secara lisan, yaitu disebarkan melalui tutur kata dari mulut ke mulut.
  • Bersifat tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar.
  • Folklor ada dalam versi-versi yang berbeda. Hal ini terjadi karena penyebarannya dilakukan dari mulut ke mulut sehingga terjadi proses lupa diri manusia atau proses interpolasi.
  • Bersifat anonim, yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui orang lagi.
  • Folklor biasanya memiliki bentuk berumus atau berpola.
  • Folklor berfungsi sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan terpendam.
  • Bersifat pralogis, yaitu memiliki logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. Ciri ini berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan.
  • Folklor menjadi milik bersama dari kolektif tertentu.
  • Folklor pada dasarnya bersifat polos dan lugu, sehingga seringkali terlihat kasar dan terlalu spontan.

Baca juga: Sistem Religi dalam Perspektif Antropologi

Bentuk folklor

Dalam buku Penelitian, Transformasi, dan Pengkajian Folklor (2019) karya Tristan Rokhmawan, dijelaskan bahwa ada tiga bentuk folklor, yaitu:

  • Folklor lisan

Folklor lisan disebut juga sebagai folklor fakta mental. Hal ini mengacu pada bentuk folklor ini yang hanya memiliki bentuk lisan dan kepercayaan secara mental.

Contoh folklor lisan adalah sajak, puisi, syair, prosa, nyanyian rakyat tradisional, teka-teki, serta bahasa dan ungkapan.

  • Folklor setengah lisan

Folklor setengah lisan merupakan jenis folklor yang bentuknya tidak hanya didukung oleh kekuatan lisan, tetapi juga didukung oleh perilaku fisik. Folklor ini disebut juga sebagai folklor fakta sosial.

Contoh folklor setengah lisan adalah kepercayaan, mitos, tarian, perilaku kebiasaan, ritual, upacara, tahayul, pesta tradisional, serta permainan dan hiburan.

Baca juga: Antropologi: Definisi, Obyek, Fungsi, Tujuan, dan Manfaatnya

  • Folklor bukan tulisan

Folklor bukan lisan merupakan folklor yang bentuk fisiknya berhubungan dengan benda-benda nyata yang ada di dunia.

Penggunaan, pakem bentuk, ciri khas, dan aturan-aturan dibalik benda-benda itulah yang menjadikannya bagian dari folklor.

Folklor bukan tulisan disebut juga sebagai folklor artefak, kebendaan, atau material. Contoh folklor bukan tulisan adalah rumah, seni kerajinan, pakaian tradisional, obat-obatan, alat musik, senjata tradisional, peralatan rumah tangga, makanan, serta minuman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com