Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Ungkap Penyebab Samudra Antartika Punya Udara Paling Bersih di Bumi

Kompas.com - 17/04/2024, 16:27 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Samudra Antartika terkenal memiliki udara terbersih di Bumi. Namun, penyebab pastinya masih menjadi misteri hingga saat ini.

Semakin sedikit manusia di Antartika yang menggunakan bahan kimia industri dan membakar bahan bakar fosil tentu berpengaruh terhadap kualitas udaranya. Namun, ada juga sumber partikel halus alami, seperti garam dari semprotan laut atau debu yang terbawa angin.

Terlepas dari asal usulnya, partikel padat halus atau tetesan cairan yang tersuspensi di udara dikenal sebagai "aerosol". Para ahli berpendapat bahwa udara bersih memiliki tingkat aerosol yang rendah, tanpa membeda-bedakan sumber alami atau industri.

Penelitian terbaru pun menemukan bahwa awan dan hujan memainkan peran penting dalam membersihkan atmosfer dari aerosol.

Peran awan dan hujan

Tingkat aerosol di Samudra Antartika dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jumlah semprotan garam dan variasi musiman dalam pertumbuhan organisme kecil mirip tumbuhan, yang disebut fitoplankton, yang merupakan sumber partikel sulfat di udara.

Baca juga: Benarkah Air Samudra Pasifik dan Atlantik Tidak Bisa Menyatu?

Saat musim dingin, lebih sedikit sulfat yang dihasilkan, sehingga musim dingin adalah saat udara di Samudra Antartika paling murni.

Selain itu, Samudra Antartika juga merupakan tempat paling berawan di Bumi. Wilayah ini mengalami hujan sporadis yang pendek dan tidak seperti di tempat lain. Dengan demikian, para peneliti ingin memahami peran awan dan hujan dalam membersihkan udara.

Hambatan terbesar untuk memahami proses-proses ini adalah kurangnya pengamatan awan, curah hujan, dan aerosol berkualitas tinggi di Samudera Antartika.

Untungnya, satelit generasi baru memungkinkan peneliti untuk mempelajari gambar awan dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya. Peneliti mengembangkan program komputer untuk mengenali pola awan yang berbeda di wilayah luas di Samudra Antartika.

Secara khusus, peneliti sedang mencari pola khas berbentuk sarang lebah di bidang awan. Awan mirip sarang lebah ini sangat menarik perhatian karena berperan besar dalam mengatur iklim.

Baca juga: Menjelajah Samudra Tertua, Terluas, dan Terdalam di Dunia

Ketika sel sarang lebah dipenuhi awan atau "tertutup", sel tersebut menjadi lebih putih dan terang, memantulkan lebih banyak sinar matahari kembali ke angkasa. Jadi awan ini membantu menjaga Bumi tetap sejuk.

Sebaliknya, sel sarang lebah yang kosong atau "terbuka" akan membiarkan lebih banyak sinar matahari masuk.

Kerumitan ini tetap menjadi sumber kesalahan dalam pemodelan iklim Bumi karena tidak dimasukkan secara tepat. Penting untuk menjaga keseimbangan sel terbuka dan tertutup dengan benar karena jika tidak, hasilnya akan buruk.

Apakah sel sarang lebah terbuka atau tertutup juga berkaitan dengan jumlah curah hujan yang dapat dihasilkannya.

Sel-selnya cukup besar untuk dilihat dari luar angkasa, dengan diameter sekitar 40-60 km. Jadi, peneliti bisa mempelajarinya menggunakan citra satelit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com