Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap ke Mana Homo Sapiens Pergi Setelah Keluar dari Afrika

Kompas.com - 02/04/2024, 16:34 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Manusia modern disebut muncul pertama kali di Afrika lebih dari 300.000 tahun yang lalu.

Mereka kemudian melakukan migrasi keluar dari benua tersebut sekitar 60.000 hingga 70.000 tahun yang lalu, menandai dimulainya penyebaran Homo sapiens secara global.

Baca juga: Seperti Apa Jejak Kaki Tertua Homo Sapiens yang Pernah Ditemukan?

Tapi kemana perginya para Homo sapiens awal ini setelah meninggalkan Afrika? Ternyata selama ini kita hanya mengetahui sedikit tentang hal itu.

Untungnya, sebuah studi baru berhasil menemukan jawabannya.

Homo sapiens setelah keluar Afrika

Mengutip Independent, Rabu (27/3/2024) ilmuwan dalam studinya mengungkapkan kelompok pemburu-pengumpul ini tampaknya bertahan selama ribuan tahun sebagai populasi homogen di pusat geografis yang membentang di Iran, Irak tenggara, dan Arab Saudi timur laut sebelum akhirnya menetap di seluruh Asia dan Eropa mulai sekitar 45.000 tahun yang lalu.

Wilayah yang disebut sebagai Dataran Tinggi Persia ini menjadi rumah awal dan pusat penting Homo sapiens yang mungkin hanya berjumlah ribuan, sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke lokasi yang lebih jauh.

“Hasil kami memberikan gambaran lengkap pertama tentang keberadaan nenek moyang semua orang non-Afrika saat ini pada fase awal penjajahan Eurasia,” kata antropolog molekuler Luca Pagani dari Universitas Padova di Italia, yang juga penulis senior penelitian tersebut.

Dataran Tinggi Persia itu, seperti dilansir dari IFl Science menjadi rumah Homo sapiens selama sekitar 20.0000 tahun dan memungkinkan mereka berkembang sebelum menyebar ke seluruh Eurasia dan sekitarnya.

Temuan ini berdasarkan pada kumpulan data genom yang diambil dari DNA purba dan kumpulan gen modern, dikombinasikan dengan bukti paleoekologi yang menunjukkan bahwa wilayah tersebut mewakili habitat yang ideal.

Baca juga: Studi Temukan Homo Sapiens Hidup di Gurun Kalahari 20.000 Tahun Lalu

Antropolog dan rekan penulis studi Michael Petraglia, direktur Pusat Penelitian Evolusi Manusia Australia di Griffith University, mengatakan penelitian ini merupakan cerita dan sejarah manusia untuk mengungkap beberapa misteri tentang evolusi dan kehidupan kita.

“Kombinasi model genetik dan paleoekologi memungkinkan kami memprediksi lokasi populasi manusia purba pertama kali tinggal segera setelah mereka keluar dari Afrika,” tambah Petraglia.

Hidup dalam kelompok kecil

Homo sapiens awal hidup dalam kelompok kecil pemburu-pengumpul yang berpindah-pindah.

Wilayah Dataran Tinggi Persia tersebut menawarkan beragam kondisi ekologi, mulai dari hutan hingga padang rumput dan sabana, yang berfluktuasi dari waktu ke waktu antara periode kering dan basah.

Terdapat banyak sumber daya yang tersedia, dengan bukti yang menunjukkan adanya perburuan rusa liar, domba dan kambing.

“Makanan mereka terdiri dari tanaman yang dapat dimakan dan hewan buruan berukuran kecil hingga besar. Kelompok pemburu-pengumpul tampaknya menerapkan gaya hidup musiman, tinggal di dataran rendah pada bulan-bulan dingin dan di daerah pegunungan pada bulan-bulan hangat,” terang Petraglia.

Orang-orang yang menghuni wilayah tersebut tampaknya berkulit gelap dan berambut hitam, mungkin mirip dengan orang Gumuz atau Anuak yang sekarang tinggal di beberapa bagian Afrika Timur.

Penyebaran mereka ke berbagai arah kemudian menjadi dasar bagi perbedaan genetik antara orang-orang Asia Timur dan Eropa saat ini.

Studi dipublikasikan di jurnal Nature Communications.

Baca juga: Studi: Homo Sapiens Tiba di Eropa Lebih Awal dari Perkiraan Sebelumnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com