Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Homo Sapiens Tiba di Eropa Lebih Awal dari Perkiraan Sebelumnya

Kompas.com - 13/05/2020, 07:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Para ilmuwan telah menemukan tulang di gua Bulgaria yang menunjukkan bahwa manusia modern Homo Sapiens mungkin telah tiba di Eropa ribuan tahun lebih awal daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Ini berarti, Homo Sapiens dan manusia purba Eropa yang lebih tua, Homo Neandherthalensis, pernah hidup berdampingan.

Para peneliti mengatakan pada Senin (11/5/2020), lima fosil yang terdiri dari empat fragmen tulang dan gigi, yang ditemukan di gua Bacho Kiro di Bulgaria secara anatomis merupakan fosil Homo Sapiens.

Hal itu ditunjukkan dari hasil tes radiokarbon dan DNA terhadap fosil-fosil itu, yang disimpulkan berasal dari empat Homo Sapiens, yang tertua berumur sekitar 46.000 tahun.

Baca juga: Berusia 210.000 Tahun, Homo sapiens Tertua Ditemukan di Luar Afrika

Di gua itu juga ditemukan sejumlah artefak buatan manusia, termasuk obyek berbentuk liontin yang terbuat dari gigi beruang dan berusia sekitar 47.000 tahun, kata ahli paleoantropologi Jean-Jacques Hublin, Direktur Departemen Evolusi Manusia di Max Planck Institut di Jerman.

"Kelihatannya ini adalah gelombang paling awa manusia modern (berada) di pertengahan garis lintang Eurasia," kata Jean Joacques Hublin.

Para peneliti percaya bahwa spesies manusia modern saat ini berasal dari Afrika, sedangkan Eropa awalnya dihuni oleh manusia purba Homo Neanderthalensis.

Perdebatan sengit di kalangan ilmuwan

Jean-Jacques Hublin mengatakan, temuan di Bulgaria itu menunjukkan bahwa kedua spesies hdup tumpang tindih mungkin sekitar 8.000 tahun, sebelum Homo Neanderthalensis akhirnya punah.

Di kalangan ilmuwan hingga sejak lama ada perdebatan sengit tentang apa yang terjadi dengan Homo Neanderthalensis sehingga punah ribuan tahun lalu.

Sebagian ahli beranggapan, tibanya manusia modern dari luar Eropa yang akhirnya memusnahkan mereka.

Ahli lain berpendapat, manusia Neanderthal musnah karena bencana alam, seperti ledakan gunung berapi dan perubahan iklim.

Baca juga: Tali Tertua di Dunia Ditemukan, Pembuatnya Manusia Purba Neanderthal

"Dalam pandangan saya, Neanderthal menghilang dari Eropa karena persaingan dengan spesies kita. Namun, ini tidak terjadi dalam semalam," kata Jean-Jacques Hublin.

Hasil penelitian tim ahli itu antara lain dipublikasi di jurnalis ilmiah Nature dan Nature Ecology & Evolution.

"Bukti DNA sekarang memastikan bahwa Neanderthal dan Homo Sapiens berinteraksi ketika mereka bersentuhan satu sama lain. Di beberapa tempat, interaksi itu bahkan mungkin (berlangsung secara) 'bersahabat,' berhubung tidak ada kata yang lebih baik," kata Shara Bailey, antropolog dari New York University.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com