Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Eco Enzyme, Disinfektan Ramah Lingkungan

Kompas.com - 26/03/2024, 16:34 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Polusi sampah banyak menyebabkan kerusakan lingkungan. Upaya dalam menanggulangi sampah juga terus mengalami perkembangan.

Salah satunya adalah terciptanya eco enzyme.

Baca juga: Manfaat Energi Matahari, Alternatif Energi yang Ramah Lingkungan

Dilansir dari studi yang terbit pada Journal of Agriculture and Food Research tahun 2023, eco enzyme merupakan cairan hasil dari fermentasi sampah organik yang memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai cairan pel, pembersih dapur, pembersih buah dan sayur, pengusir serangga, dan pupuk tanaman.

Cara kerja eco enzyme

Eco enzyme memiliki sifat desinfektan yang disebabkan oleh kandungan alkohol dan asam asetat dalam cairan.

Alkohol (etanol) dan asam asetat dihasilkan oleh proses alami metabolisme bakteri pada sisa buah atau sayuran.

Sebagai disinfektan, eco enzyme dapat digunakan sebagai pengganti cairan pembersih berbagai produk rumah tangga. Bahkan eco enzyme dapat digunakan untuk membersihkan udara dari bakteri, karena kemampuannya dalam membunuh bakteri dan jamur.

Selain membantu mengurangi penggunaan cairan pembersih berbahan kimia, eco enzyme lebih murah dibandingkan disinfektan lain yang tersedia secara komersial dan memiliki sifat disinfektan yang lebih baik daripada yang lain.

Selain sebagai disinfektan, eco enzym mengandung nutrisi yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.

Cara membuat eco enzyme

Dikutip dari waste4change.com, untuk membuat eco enzym hanya dapat menggunakan sisa buah-buahan dan sayur-sayuran.

Baca juga: 5 Makanan Ramah Lingkungan untuk Cegah Penyakit Kronis

Fermentasi yang menghasilkan alkohol dan asam asetat yang bersifat desinfektan hanya berlaku untuk bahan nabati karena kandungan karbohidrat (gula) di dalamnya.

Bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat eco enzym adalah limbah sayur dan buah, gula merah, air, serta wadah plastik kedap udara.

Petunjuk

  • Takar air, sisa buah atau sayur, dan gula merah dengan perbandingan masing-masing 10:3:1 (misal 10 gram gula merah, 30 gram sisa buah/sayur, 100 gram air).
  • Potong sisa buah atau sayuran menjadi potongan kecil.
  • Campur semua bahan ke dalam wadah plastik dan aduk. Tutup wadah hingga kedap udara.
  • Biarkan selama 3 bulan di tempat terlindungi.
  • Pada tahap awal fermentasi, buka wadah kira-kira seminggu sekali untuk mengeluarkan gas yang terperangkap dan mencegah wadah meledak.
  • Setelah 3 bulan, eco-enzim yang berhasil akan berwarna coklat tua dengan bau cuka. Jika cairan berwarna hitam, tambahkan gula lagi untuk melanjutkan proses fermentasi. Abaikan saja jika ada cacing dan serangga karena akan terurai melalui proses tersebut.
  • Saring cairan dari sisa sampah organik yang telah terfermentasi dan simpan dalam wadah untuk digunakan nanti.
  • Residu sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.

Baca juga: Atasi Polusi Udara dengan Fitoremediasi yang Ramah Lingkungan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com