Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/03/2024, 09:32 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Luar angkasa memiliki banyak rahasia yang belum terpecahkan. Banyak peneliti terus berambisi untuk menggali pengetahuan luar angkasa.

Salah satu penemuan terkini luar angkasa adalah ternyata komet memiliki bau. Bagaimana bau dari benda angkasa komet?

Baca juga: Komet yang Meletus di Langit

Zat kimia yang membentuk komet

Dikutip dari Sciece alert, ketika komet mendekati Matahari, zat yang terkandung dalam komet akan mulai keluar menjadi gas karena panas yang didapat.

Wahana antariksa Philae Rosetta milik Badan Antariksa Eropa menganalisis susunan kimia komet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Komponen utamanya adalah uap air yang tidak berbau, karbon dioksida dan karbon monoksida.

Namun ada juga jejak zat yang sangat menyengat dan beracun, seperti amonia, sulfur dioksida, hidrogen sianida, metana, metanol, formaldehida dan hidrogen sulfida.

Seberapa busuk bau komet?

Jika Anda bisa mencium aroma komet, bau tersebut akan membuat Anda sakit kepala dan mungkin membuat Anda pingsan atau mati. Baunya akan sangat tidak enak.

Penelitian menyebutkan, bau tidak sedap komet terbentuk karena gabungan senyawa seperti hidrogen sulfida, amonia, hidrogen sianida, dan formaldehida.

Sebagai gambaran, hidrogen sulfida berbau seperti telur busuk. Sedangkan amonia menyengat seperti bau urine. Senyawa hidrogen sianida sendiri berbau seperti kacang almond. Terakhir, formaldehida berbau seperti laboratorium pembedahan.

Jadi, bisa dibayangkan betapa tak menyenangkannya bau komet, bukan? Apalagi, hampir semua susunan kimia tersebut beracun.

Adanya hidrogen sulfida dan sulfur dioksida bahkan dapat mematikan indra penciuman Anda hingga pingsan setelah tercium pertama kali.

Baca juga: Pertama Kali, Teleskop James Webb Deteksi Air di Komet Langka

Apa itu komet?

Komet sendiri adalah benda besar angkasa yang terbuat dari debu dan es membentuk bongkahan dan mengorbit Matahari.

Komet juga dapat disebut sebagai benda angkasa purbakala karena merupakan sisa-sisa pembentukan tata surya 4,6 miliar tahun lalu.

Jumlah komet sangat banyak dan memiliki berbagai ukuran. Diperkirakan saat ini terdapat 3,887 komet yang diketahui. Karena efek gravitasi Matahari, komet bergerak mengorbit bintang raksasa tersebut.

Saat komet tertarik gravitasi menuju Matahari, ia akan berputar di belakangnya, lalu kembali ke tempat asalnya. Ketika komet berada di bagian dalam tata surya, baik datang maupun pergi, saat itulah komet dapat dilihat di langit Bumi.

Komet biasanya terlihat memiliki ekor yang panjang. Dari Bumi, komet yang melintas sering terlihat seperti bintang jatuh.

Baca juga: Kenapa Komet Memiliki Ekor dan Berapa Ukuran Komet?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com