Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Penyebab Orang Bisa Selamat dari Sambaran Petir Langsung

Kompas.com - 11/02/2024, 21:01 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Dalam banyak kasus, seseorang yang tersambar petir secara langsung berada di area terbuka. Sambaran langsung ini tidak sering terjadi, namun berpotensi menjadi yang paling mematikan.

Pada kebanyakan sambaran petir langsung, sebagian arus listrik bergerak sepanjang dan tepat di atas permukaan kulit (disebut flashover) dan sebagian arus mengalir melalui tubuh, biasanya melalui sistem kardiovaskular atau saraf.

Panas yang dihasilkan ketika petir menyambar kulit dapat menyebabkan luka bakar, namun arus yang mengalir melalui tubuh adalah yang paling berbahaya.

Meskipun kemampuan untuk bertahan dari sambaran petir berkaitan dengan pertolongan medis, jumlah arus yang mengalir melalui tubuh juga merupakan salah satu faktornya.

Menurut penelitian baru, seseorang mungkin memiliki peluang lebih baik untuk selamat dari sambaran petir langsung ke kepala jika kepalanya dalam kondisi basah.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Tersambar Petir?

Apa kata penelitian?

Para ilmuwan tertarik dengan kasus orang-orang yang selamat dari sambaran petir langsung di kepala. Meskipun tingkat kelangsungan hidup lebih rendah dibandingkan orang-orang yang tersambar petir di tempat lain, orang-orang tersebut masih selamat, dengan tingkat kelangsungan hidup keseluruhan dari sambaran petir adalah antara 70 dan 90 persen.

Para ahli pun mempertanyakan, apakah tingkat kelangsungan hidup yang tinggi ini disebabkan oleh air pada kulit manusia?

Tim peneliti mengatakan, terlepas dari faktor-faktor lain yang memengaruhi, diasumsikan bahwa pembentukan flashover di seluruh tubuh manusia adalah penyebab seseorang dapat bertahan hidup dari sambaran petir secara langsung.

Flashover didefinisikan sebagai jalur pelepasan di sepanjang kulit luar yang disebabkan oleh perbedaan tegangan tinggi antara titik masuk dan keluar arus di seluruh tubuh.

Dalam kasus flashover permukaan, fraksi arus petir tertinggi mengalir dalam saluran flashover di luar tubuh manusia dan hanya beberapa ampere di jaringan manusia.

 Baca juga: Apakah Jerapah Bisa Tersambar Petir karena Tubuhnya yang Tinggi?

Meskipun flashover dapat membantu kelangsungan hidup, penelitian sebelumnya belum melihat bagaimana hujan dapat memengaruhi pembentukannya.

Dalam penelitian ini, para ahli menggunakan dua "kepala" yang berisi tiga lapisan yang mewakili kulit kepala, tengkorak, dan otak, yang terbuat dari bahan yang dimaksudkan untuk meniru jaringan manusia.

Masing-masing kepala dikenakan 10 muatan listrik bertegangan tinggi, satu dalam kondisi kering, satu lagi dalam kondisi basah setelah disemprot dengan larutan yang sedikit asin untuk meniru air hujan.

Sebagian besar arus listrik, antara 92 dan 97 persen, mengalir melintasi permukaan luar kedua kepala, namun tim menemukan perbedaan nyata dalam seberapa banyak arus yang menembus lapisan kepala.

Meskipun jumlah muatan listrik yang lebih besar berhasil masuk ke lapisan kulit kepala pada kepala yang basah, lapisan otak menyerap arus listrik rata-rata 13 persen lebih rendah dan energi 33 persen lebih sedikit dibandingkan dengan kepala yang kering.

Baca juga: Mengenal Petir Abadi Catatumbo, Tempat Ini Disebut Ibu Kota Petir Dunia

Selain itu, ada perbedaan signifikan dalam kerusakan, dengan lebih banyak kerusakan terjadi pada kepala yang kering.

Meski demikian, tim peneliti mencatat sejumlah keterbatasan dalam penelitian ini, termasuk tengkorak tidak ditutupi rambut atau penutup kepala lainnya, dan sambaran petir yang sebenarnya akan menghasilkan amplitudo yang lebih tinggi. Namun, hasil penelitian ini tetap menarik dan dapat menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com