KOMPAS.com - Terdapat lebih dari 800 spesies kelomang di seluruh dunia, dan hampir semuanya merupakan penghuni lautan. Meski demikian, kita mungkin paling akrab dengan spesies semi-terestrial atau disebut kelomang darat, yang sering dijadikan hewan peliharaan.
Kelomaang adalah hewan omnivora. Mereka bisa memakan kerang, hewan mikroskopis, potongan hewan mati, dan makroalga.
Kelomang memiliki ekor melengkung dengan pengait yang memungkinkan tubuh mereka masuk ke dalam cangkang.
Terkadang ketika cangkang baru muncul, kelomang akan membentuk barisan, dari yang terbesar hingga yang terkecil, untuk mengetahui siapa yang paling cocok dengan cangkang baru tersebut.
Mengambil cangkang kosong untuk perlindungan adalah trik yang cerdas. Namun, bagi kelomang, pencarian cangkang yang sempurna adalah kesibukan seumur hidup yang penuh kompromi.
Baca juga: Bukan Lagi Cangkang, Kelomang Kini Pilih Rumah dari Sampah Plastik
Menukar cangkang adalah prosedur yang berisiko, namun dibutuhkan kelomang intuk terus tumbuh, dan menemukan cangkang yang cocok lebih merupakan seni daripada ilmu pasti.
Menurut peneliti, kelomang akan menggunakan mata majemuknya untuk mengukur ukuran, berat, dan bahkan warna cangkang.
Selain itu, kelomang juga menggunakan kaki dan antenanya, untuk memperkirakan volume, bentuk, kondisi, dan kemampuan manuver cangkang. Mengumpulkan dan memproses semua informasi ini merupakan prestasi kognitif yang luar biasa.
Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan bahwa jika kelomang menelan mikroplastik, pengambilan keputusan mereka terganggu, sehingga ini mengganggu perilaku penting untuk bertahan hidup, seperti memilih cangkang yang tepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.