Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Jelaskan Penyebab Tidak Ada Lagi Hewan Berukuran Raksasa

Kompas.com - 21/01/2024, 15:27 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Di Era Mesozoikum, dinosaurus adalah hewan yang menguasai Bumi. Makhluk-makhluk ini berevolusi menjadi berukuran sangat besar karena berbagai alasan, termasuk pertahanan terhadap predator, strategi makan yang efisien, dan termoregulasi.

Setelah kepunahan dinosaurus, mamalia yang kemudian "mencuri" panggung. Dengan begitu banyak relung ekologi yang tiba-tiba kosong, nenek moyang mamalia dengan cepat membengkak dari seukuran tikus menjadi megafauna yang legendaris, seperti mamut berbulu dan Megatherium, seekor kungkang tanah raksasa yang sangat tinggi.

Pada abad ke-19, ahli paleontologi asal Amerika, Edward Drinker Cope, memperhatikan pola-pola ini dan mengumpulkan data yang akhirnya membawanya pada simpulan bahwa garis keturunan populasi kemungkinan besar lebih besar daripada nenek moyang mereka. Gagasan ini terpatri dalam biologi evolusioner sebagai Aturan Cope.

Aturan biologi evolusioner yang lampau

Aturan Cope berakar pada pengamatan bahwa hewan yang lebih besar sering kali memiliki keunggulan evolusioner tertentu, seperti peningkatan tingkat kelangsungan hidup, peningkatan kemampuan predator atau pertahanan, dan efisiensi yang lebih besar dalam pemanfaatan energi.

Baca juga: Apakah Hewan Juga Mengalami Insomnia?

Namun, ini tidak berarti sempurna. Reptil, misalnya, telah berkurang ukurannya secara drastis sejak zaman dinosaurus hingga saat ini.

Faktanya, di zaman sekarang, kita tampaknya menyaksikan tren kebalikan dari apa yang diamati oleh Cope. Tidak ada lagi hewan besar seperti sauropoda atau sloth raksasa, dan hal ini telah terjadi selama ribuan tahun.

Perbedaan ukuran yang mencolok ini menimbulkan pertanyaan menarik: apa yang mendorong perubahan dramatis pada ukuran hewan selama jutaan tahun? Temuan terbaru mungkin akhirnya bisa menjelaskan misteri ini.

Studi tentang perubahan ukuran hewan

Peneliti sekaligus pemodel ekosistem dari University of Reading, Shovonlal Roy, menjelaskan bahwa ukuran hewan dapat berfluktuasi secara signifikan dalam jangka waktu yang lama, bergantung pada habitat atau lingkungannya.

Studi ini menggunakan model komputer untuk mensimulasikan skenario evolusi. Para peneliti menemukan dua pendorong ekologi utama yang sangat penting dalam membentuk ukuran hewan, yakni intensitas kompetisi dan risiko kepunahan.

Baca juga: Hewan Apa yang Akan Pertama Kali Hidup di Luar Angkasa?

Hewan besar yang terus bertambah besar untuk memitigasi risiko kepunahan bertindak sebagai mekanisme yang menjelaskan Aturan Cope dengan rapi.

Namun, ukuran besar hanya menguntungkan suatu spesies sampai pada titik tertentu; ketika sumber daya tiba-tiba menyusut, ukuran besar menjadi risiko kepunahan, seperti yang terjadi pada dinosaurus. Ketika sumber daya di suatu habitat menyusut, ukuran hewan juga berkurang karena meningkatnya persaingan.

Studi ini menyoroti tiga pola perubahan ukuran tubuh yang muncul dalam kondisi berbeda, yakni:

Peningkatan ukuran bertahap seiring waktu: Pola ini muncul ketika persaingan antar spesies terutama didasarkan pada ukuran tubuh dan bukan perbedaan relung, seperti yang diamati pada beberapa spesies hewan laut.

Pertambahan ukuran yang diikuti mepunahan: Dalam skenario ini, hewan terbesar mengalami kepunahan berulang kali, sehingga spesies lain dapat berevolusi menjadi tubuh yang lebih besar.

Baca juga: Mengapa Hewan Berhibernasi?

Penurunan ukuran bertahap seiring waktu: Bertentangan dengan aturan Cope, pola ini terjadi ketika terdapat persaingan yang tinggi dan tumpang tindih penggunaan habitat dan sumber daya, yang menyebabkan tekanan evolusioner untuk mengurangi ukuran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com