Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Jadi Negara Kelima yang Mendarat di Bulan

Kompas.com - 20/01/2024, 19:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Pada 19 Januari 2023, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) telah membuat sejarah, tidak hanya bagi Jepang, tetapi bagi seluruh dunia, dengan mendaratkan Smart Lander for Investigating Moon (SLIM) di Bulan.

Target misi ini adalah melakukan pendaratan pesawat hanya dalam jarak 100 meter dari area target tertentu. Sebelumnya, belum pernah ada upaya presisi seperti itu dalam misi mendaratkan pesawat luar angkasa. 

Pendaratan SLIM di Bulan

Dengan SLIM, Jepang menjadi negara kelima yang pernah melakukan pendaratan di Bulan. Dua negara Asia lainnya, Tiongkok dan India, juga telah mencapai prestasi ini, mengikuti pencapaian Amerika Serikat dan bekas Uni Soviet pada tahun 1960an dan 1970an.

SLIM adalah demonstrasi teknologi untuk pendaratan presisi tinggi. Ia menggunakan observasi dari misi JAXA lainnya, SELENE (juga dikenal sebagai Kaguya), untuk mengetahui secara pasti lokasinya di permukaan Bulan dan bergerak tepat ke area target. 

Baca juga: Pulau Baru Muncul di Jepang Setelah Letusan Gunung Berapi Bawah Laut

Sebagai perbandingan, perkiraan lokasi pendaratan Apollo 11 adalah elips berukuran 20 kilometer kali 5 kilometer. 

Mencapai tujuan “di tempat yang kita inginkan” dan bukan “di tempat yang kita bisa” adalah prestasi yang luar biasa dalam misi luar angkasa.

Namun, tidak semuanya berjalan sempurna. JAXA mengonfirmasi sel surya SLIM tidak mengisi dan menghasilkan listrik sehingga saat ini hanya menggunakan baterainya.

Jika SLIM tidak dapat mengisi daya, masa pakai misinya mungkin hanya beberapa jam. Ada kemungkinan bahwa ketika arah Matahari berubah, sel surya dapat mengenai sel surya dan mereka dapat mulai mengisi daya, tetapi untuk saat ini JAXA telah menutup sebagian dari pesawat ruang angkasa tersebut untuk menghemat daya dan memprioritaskan pengunduhan data pendaratan dan foto yang diambil.

Meski demikian, misi tersebut telah mencapai banyak hal, termasuk pendaratan presisi dan pelepasan dua kendaraan penjelajahnya, yang keduanya berkomunikasi dengan Bumi.

Baca juga: Berapa Jarak Terpendek Bulan dari Bumi?

Kedua penjelajah tersebut memiliki beberapa desain eksperimental yang menarik, yang pertama akan bergerak menggunakan mekanisme lompatan dan dilengkapi dengan kamera serta beberapa muatan sains.

Sementara itu, yang kedua, penjelajah yang sangat ringan, dengan berat hanya 250 gram, merupakan penjelajah yang dapat berubah bentuk untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi yang mungkin ditemui di permukaan Bulan.

Terlepas dari pendaratan manusia di Bulan dan beberapa misi Soviet dari beberapa dekade yang lalu, mencapai dan mendarat di Bunah tentu penuh dengan tantangan.

Jepang telah gagal sebelumnya. Pada bulan November 2022, pendarat OMOTENASHI milik JAXA hilang sebelum mencapai Bulan, sementara nasib serupa dialami pada bulan April 2023 oleh sebuah startup Jepang yang mencoba menjadi perusahaan swasta pertama yang mendarat di Bulan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com