Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/01/2024, 08:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat rasa lapar melanda di malam hari yang dingin, salah satu pilihan makanan yang mungkin Anda inginkan adalah semangkuk sup hangat.

Namun, tiba-tiba saat hidangan sudah tersaji, Anda harus menerima telepon penting untuk beberapa menit. Sup hangat di depan pun menjadi dingin dan rasanya tidak senikmat saat masih hangat.

Baca juga: Minum Susu Hangat Bantu Tingkatkan Kualitas Tidur

Pernahkah terpikir mengapa bisa begitu?

Evolusi cara makan

Dikutip dari Science ABC, manusia berevolusi untuk lebih memilih makanan panas daripada makanan dingin.

Evolusi itu terjadi karena merupakan keuntungan evolusioner yang menghemat waktu untuk hal-hal yang lebih penting, memungkinkan kita memperoleh lebih banyak energi dan nutrisi, dan melindungi kita dari penyakit.

Beberapa juta tahun yang lalu, sebelum menemukan api, satu-satunya makanan yang tersedia tentu makanan dingin, sama seperti hewan lainnya di planet ini.

Mengonsumsi makanan mentah juga satu-satunya pilihan.

Namun, sekitar 2 juta tahun yang lalu, Homo erectus membuat penemuan ajaib, yaitu api dan segala sesuatu dalam lintasan evolusi kita berubah.

Spesies hominid awal pun menyalakan api untuk memasak makanan, mengusir predator, memastikan tidur malam yang nyenyak, dan mendorong perkembangan awal otak yang mengesankan.

Pada dasarnya, dibutuhkan lebih banyak kerja keras bagi tubuh untuk mencerna makanan dingin karena produksinya hanya bergantung pada air liur dan cairan lambung.

Baca juga: Berkumur Air Garam Hangat Redakan Sakit Tenggorokan

Makanan panas pada dasarnya sudah dicerna sebelumnya karena reaksi api eksotermik.

Produksi panas, dan penerapannya pada makanan, menyebabkan reaksi kimia dan perubahan pada makanan, mengubah sifat dasar daging, biji-bijian, dan sayuran agar lebih mudah dicerna.

Dengan memanaskan makanan, kita meningkatkan ketersediaan kalori dalam makanan, yang merupakan sumber energi kita.

Penelitian telah menunjukkan bahwa manusia dapat memperoleh sekitar 30% lebih banyak energi dari gandum dan biji-bijian yang dimasak dan 90% lebih banyak dari kacang-kacangan dan pati yang dimasak karena saluran pencernaan kita dapat segera mulai menyedot kalori dan nutrisi dari makanan yang dimasak tersebut.

Selain lebih mudah dicerna, memasak makanan dapat menghilangkan lebih banyak penyakit yang ditularkan melalui makanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com