Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/01/2024, 17:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

 

KOMPAS.com - Ikan buntal merupakan ikan tak bersisik yang memiliki kulit kasar. Ada lebih dari 120 spesies ikan buntal di seluruh dunia, dan sebagian besar hidup di lautan tropis atau subtropis, namun ada juga spesies yang hidup air tawar.

Ikan buntal dikenal dengan gaya berenangnya yang lambat, perutnya yang sangat elastis, dan kemampuannya menelan air dalam jumlah besar sehingga membuat tubuhnya mengembang.

Banyak ikan buntal yang memiliki garis-garis atau warna cerah untuk menandakan sifat beracunnya, sementara yang lain memiliki warna yang lebih samar untuk menyatu dengan lingkungan sekitarnya.

Ikan buntal sangat beracun

Ikan buntal terkenal berbahaya untuk dimakan karena mengandung racun mematikan yang disebut tetrodotoxin (TTX), yang berasal dari makanannya.

Baca juga: Apakah Ikan Terbang Benar-benar Bisa Terbang?

TTX terakumulasi di hati, kulit, dan usus ikan buntal. TTX mengikat sel saraf korban, menghalangi sinyal dan menyebabkan kelumpuhan dan seringkali kematian karena mati lemas.

Ikan buntal tidak terpengaruh pada racun tersebut karena mutasi genetik menghentikan TTX mengunci saraf mereka.

Resistensi ini telah berkembang berulang kali pada berbagai spesies ikan buntal. Hewan lain, termasuk ular dan kodok, juga telah mengembangkan resistensi TTX dengan mutasi genetik yang sama persis.

Kekebalan terhadap TTX memberi ikan buntal berbagai keuntungan, termasuk predator yang menghindarinya, sehingga ikan buntal dapat memperluas pola makannya dan dengan aman memakan spesies yang terkontaminasi TTX.

Baca juga: Bagaimana Ikan Laut Dalam Bertahan Hidup di Bawah Tekanan Air?

Ikan buntal jantan bahkan telah mengembangkan kesukaan terhadap racun tersebut. Pasalnya, ikan buntal betina selalu mengoleskan TTX pada telurnya, mungkin untuk mencegah predator memakannya, dan jantan tertarik pada baunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com