Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikira Punah, Ikan Belida Ditemukan Lagi di Pulau Jawa

Kompas.com - 22/12/2023, 08:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber BRIN

KOMPAS.com - Ikan belida Chitala lopis (C. lopis) ditemukan kembali di Pulau Jawa setelah sempat dinyatakan punah.

The International Union for Conservation of Nature (IUCN) Redlist pada tahun 2020 pernah merilis kepunahan C.lopis di Pulau Jawa.

Baca juga: Ikan Pari Jawa Dinyatakan Punah, Aktivitas Manusia Jadi Penyebabnya

Spesies belida ini terakhir ditemukan di pulau Jawa 172 tahun yang lalu pada tahun 1851.

Kini berkat kolaborasi riset antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan berbagai pihak, peneliti berhasil menemukan kembali spesies belida tersebut.

Penemuan ini juga sekaligus memberikan wawasan mengenai sebaran keberadaan C. lopis yaitu di tiga pulau, yakni Jawa, Sumatra dan Kalimantan.

Temuan ikan belida

Mengutip laman resmi BRIN, Kamis (21/12/2023) penemuan kembali ikan belida ini berdasarkan hasil koleksi yang dikumpulkan sejak November 2015 hingga September 2023 pada 34 lokasi di Jawa, Sumatera dan Kalimantan.

Peneliti kemudian melakukan perbandingan data hasil sekuensing Deoxyribonucleic Acid (DNA) barcoding dengan data genetik global Barcode of Life Data (BOLD) dan karakterisasi morfologi yang dibandingkan dengan koleksi spesies Chitala lopis yang tersimpan di Natural History Museum, London.

Dari situ akhirnya tim peneliti meyakini bahwa spesies tersebut adalah C. lopis.

Temuan itu kemudian dipublikasikan di  Journal of Endangered Species Research Volume 52, November 2023.

Arif Wibowo, Peneliti dan Kepala Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat BRIN yang terlibat dalam penemuan tersebut mengungkapkan, spesies yang termasuk Famili Notopteridae dan Ordo Osteoglossiformes itu adalah ikan purba dengan ciri memiliki bentuk sirip seperti kipas.

Baca juga: Dianggap Punah Selama Lebih dari 80 Tahun, Tikus Emas Kini Muncul Kembali

"Evolusi C. lopis diperkirakan terjadi sejak 1.200 tahun yang lalu," ungkap Arif.

Selain itu karakter morfologi C. lopis memiliki tinggi tubuh posterior dan panjang pre-dorsal lebih dominan dibandingkan dengan spesies belida lainnya.

Lebih lanjut menurut ahli, mayoritas ikan belida di Indonesia termasuk dalam spesies C.lopis.

Namun terdapat jenis lain yang sering ditemukan juga yaitu C. borneensis dan C. hypselonotus.

Sayangnya, menurut Arif, kelimpahan dan sebaran ketika jenis ikan tersebut mengalami penurunan di pulau Sumatra dan Jawa. Bahkan C. hypselonotus terakhir ditemui pada tahun 2015.

Oleh karena itu, peneliti mengharapkan status konservasi IUCN C. hypselonotus dan C. borneensis perlu dievaluasi dari Least Concern menjadi Critically Endangered (kritis) dikarenakan keterbatasan stok dan sebaran.

Sementara itu menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1 tahun 2021 tentang Jenis Ikan yang Dilindungi, terdapat empat spesies famili Notopteridae yang dilindungi, tiga diantaranya adalah C. lopis, C. borneensis, dan C. hypselonotus.

Baca juga: Pisang Cavendish Terancam Punah, Kenapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com