Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/01/2024, 13:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama ini kita mengetahui satu tahun terdiri dari 365 hari. Tetapi setiap empat tahun sekali, terjadi tahun kabisat di mana jumlah hari akan bertambah menjadi 366.

Tahun kabisat sangat penting karena jika tidak ada penambahan hari itu maka suatu saat akan berimbas menggeser waktu terjadinya musim.

Baca juga: Mengapa Ada Tahun Kabisat?

Ini terjadi karena satu tahun dalam kalander Gregorian, kalender yang kita gunakan saat ini ternyata sedikit lebih pendek daripada tahun Matahari yang merupakan jumlah waktu yang diperlukan Bumi untuk mengorbit Matahari dalam satu kali putaran.

Satu tahun kalender terdiri dari 365 hari. Tetapi satu tahun Matahari kira-kira panjangnya 365,24 hari atau 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 56 menit.

Sehingga jika tidak mempertimbangkan adanya penambahan waktu itu dan ingin berhenti menggunakan tahun kabisat, maka dalam waktu sekitar 700 tahun, musim panas di belahan utara akan dimulai pada bulan Desember, bukan bulan Juni.

Tapi sebenarnya sejak kapan gagasan tentang tahun itu ada?

Sejarah tahun kabisat

Mengutip Live Science, Selasa (9/1/2024) gagasan tentang tahun kabisat sudah ada sejak tahun 45 SM.

Ini bermula ketika kaisar Romawi Kuno Julius Caesar menetapkan kalender Julian yang terdiri dari 355 hari yang dipisahkan menjadi 12 bulan dan masih kita gunakan dalam kalender Gregorian sekarang ini.

Kalender Julian mencakup tahun kabisat setiap empat tahun tanpa kecuali dan disinkronkan dengan musim di Bumi pada tahun 46 SM. Tahun kabisat itu menurut University of Houston terdiri dari 15 bulan dengan total 445 hari.

Baca juga: Asal-usul Nama Bulan dalam Kalender Masehi

Selama berabad-abad, tampaknya kalender Julian bekerja dengan sempurna.

Namun pada pertengahan abad ke-16, para astronom memperhatikan bahwa musim dimulai sekitar 10 hari lebih awal dari perkiraan ketika hari libur penting, seperti Paskah.

Untuk mengatasi itu, Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender Gregorian pada tahun 1582, yang sama dengan kalander Julian tetapi dengan pengecualian tahun kabisat untuk sebagian besar tahun keseratus.

Berabad-abad lamanya pula, kalender itu hanya digunakan oleh negara-negar Katolik seperti Italia dan Spanyol.

Namun akhirnya diadopsi oleh negara-negara lain seperti Inggris Raya pada tahun 1752.

Karena perbedaan kalender, negara-negara yang kemudian beralih ke kalender Gregorian harus melewatkan hari-hari agar dapat melakukan sinkronisasi dengan negara-negara lain di dunia.

Misalnya ketika Inggris berganti kalender pada tahun 1752, 2 September kemudian diikuti oleh 14 September.

Di masa depan, bisa jadi kalender Gregorian perlu juga dievaluasi ulang.

Baca juga: Sejarah Kalender Hijriah dan Bagaimana Perhitungan Penanggalan dalam Islam Ini?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com