Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Cendana Aceh dan NTT Berkerabatkah?

Kompas.com - 17/11/2023, 12:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Eko Pujiono dan Hery Kurniawan

BERBINCANG mengenai cendana pada umumnya ingatan kita akan langsung tertuju pada sebuah kayu wangi yang berasal dari kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Namun pernahkah kita menerima informasi atau sekedar berandai-andai mungkinkah terdapat cendana di negeri serambi Mekkah?

Baca juga: Timor sebagai Nusa Cendana: Kronik Cina sampai Penjelajahan Eropa

Beberapa riwayat ataupun informasi menyebutkan bahwa di Aceh khususnya Aceh Besar, terdapat satu jenis kayu wangi yang kemudian lebih dikenal dengan istilah cendana jenggi.

Wanginya sama meski kekuatan aromanya sedikit berbeda dengan cendana (Santalum album L.) yang berasal dari NTT, namun keberadaannya telah lama dikenal dan diburu banyak pedagang, sehingga berakibat mulai langkanya jenis ini di alam.

Lalu sebenarnya apakah cendana jenggi itu? Mengapa muncul istilah cendana jenggi? Apakah jenis ini masih sama dengan jenis S. album yang ada di NTT? Bila memang sama lalu dari manakah asalnya? Apakah masih ada kekerabatan antara cendana asal Aceh dengan asal NTT?

Satu informasi menyebutkan bahwa cendana Aceh di pasaran dikenal dengan istilah cendana jenggi.

Sedangkan dalam nomenklatur ilmiah cendana jenggi merupakan cendana dari jenis Santalum spicatum. Untuk memastikannya, ada baiknya kita mengenal lebih jauh kedua jenis ini.

Di Australia S. spicatum sering disebut sebagai Western Australian sandalwood. Jenis ini di Australia ditanam secara komersil dalam skala industri kecil ataupun menengah dan sesuai pada curah hujan tahunan yang cukup rendah yakni sekitar 350 mm (Brand et al. 2007).

Santalum spicatum adalah jenis hemi-parasit akar (sama dengan S.album) dalam bentuk semak atau perdu ataupun pohon kecil dan merupakan jenis asli di wilayah semi-arid Australia Selatan dan Barat (Hewson dan George, 1984).

Kayunya biasa dimanfaatkan untuk kerajinan ornamen kayu termasuk ukiran. Sedangkan minyaknya biasa digunakan untuk parfum, kosmetik dan obat-obatan (Piggot dkk. 1997).

Baca juga: Mengenal Cendana, Tanaman dengan Kayu yang Harum

Penjualan dari hasil pemanenan jenis ini yang berasal dari vegetasi alam yang tersisa diperoleh profit 2,3 juta dollar Australia pada tahun 2019-2020, untuk Negara bagian Western Australia (FPC, 2019).

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh masih terbukanya pangsa pasar akibat defisitnya suplai minyak cendana di pasaran yang mencapai 80 ton per tahunnya. Cendana jenggi sebagai salah satu alternatif mengambil peranan untuk mengisi kekosongan pasar ini.

Meskipun memiliki persyaratan tumbuh dan habitat yang relatif sama, namun kedua jenis ini memiliki perbedaan dari sisi morfologi maupun kualitas kayunya.

Santalum album mampu tumbuh menjadi pohon besar dengan ketinggian mencapai belasan meter dan diameter yang cukup besar pula. Beberapa sisa tonggak cendana menunjukkan bahwa pohon ini mampu tumbuh mencapai diameter pangkal yang lebih dari 2 meter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com