Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Cendana Aceh dan NTT Berkerabatkah?

Kompas.com - 17/11/2023, 12:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sementara itu cendana jenggi jenis S. spicatum, hanya merupakan pohon kecil dengan tinggi maksimal sekitar 5 meter dan diameter sekitar 10 cm saja.

Bentuk buah sama-sama bulat, hanya saja ukuran buah S. album lebih kecil dibandingkan S. spicatum (bisa hanya seperempat nya saja).

Warna buah S. album yang masih muda berwarna hijau dan merah, yang tua berwarna hitam. Sedangkan S. spicatum warna buahnya yang tua adalah coklat kemerahan.

Pada daun, bentuknya dapat dibedakan dengan pengamatan sederhana. Daun S. spicatum relatif lebih lonjong dan ramping namun lebih tebal dibandingkan daun S. album.

Minyak dari kedua jenis ini mengandung α-santalol dan β-santalol yang menentukan kualitas kayu atau minyaknya.

Baca juga: 4 Manfaat Minyak Cendana yang Terbukti Secara Ilmiah

Kandungan santalol pada S. spicatum hanya kurang lebih setengahnya dari S. album. Kedua jenis ini memiliki pasar masing-masing, terlebih dengan defisitnya suplai minyak cendana di pasar internasional.

Itulah sebabnya mengapa populasi kedua jenis ini semakin berkurang di alam. Bahkan untuk jenis S. album saat ini status konservasinya menurut IUCN adalah vulnerable (terancam punah).

Pada beberapa lokasi penanaman yang pernah dicobakan, persen hidup S. album seringkali mengalami kegagalan baik karena daya adaptifnya yang kurang maupun karena serangan hama dan penyakit terutama serangan kutu sisik pada usia muda.

S. spicatum dengan bentuknya yang relatif kecil menyerupai perdu dengan daun yang lebih tebal diduga memiliki kemampuan bertahan hidup lebih besar dibandingkan S. album.

Tanaman ini juga mampu hidup pada lokasi yang memiliki kondisi kering ekstrem dengan curah hujan tahunan yang hanya sekitar 300 mm.

Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa jenis S. spicatum memiliki jangkauan elevasi yang lebih rendah dari S. album, elevasi maksimal bagi S. spicatum adalah sekitar 500 meter, sedangkan S. album mampu mencapai ketinggian hingga di atas 1000 meter.

Seperti tumbuhan hemi parasit pada umumnya, S. album dan S. spicatum juga memerlukan tanaman inang untuk menyokong hidupnya.

Beberapa jenis inang yang potensial bagi S. spicatum diantaranya adalah dari jenis-jenis akasia seperti acuminata Benth, A. aneura F Muell ex Benth, and A.tetragonophylla F Muell, Allocasuarina, Melaleuca dan beberapa jenis herba (Fox 1997).

Baca juga: Jenis-jenis Kayu Cendana dan Kegunaannya

Tanaman inang disarankan karena perannya sebagai sumber berbagai unsur yang diperlukan oleh cendana.

Rasio K/Ca untuk daun semai S. album dan daun S. spicatum yang telah dewasa adalah sama. Tingginya rasio ini pada kedua jenis menandakan kecenderungan serapan nutrisi K daripada Ca yang berasal dari tanaman inang, hal ini adalah umum untuk tanaman angiosperm yang bersifat parasit (Struthers et al., 1986).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com