KOMPAS.com - Krisis iklim yang semakin memburuk telah mendorong para ahli di seluruh dunia untuk mencari solusi inovatif dalam upaya memitigasi dampak perubahan iklim. Salah satunya dengan teknologi geoengineering.
Geoengineering menjadi salah satu upaya yang dilakukan para ahli iklim untuk memitigasi perubahan iklim dengan cara mendinginkan suhu Bumi dengan kecepatan relatif.
Istilah ini juga dikenal sebagai teknik modifikasi iklim atau rekayasa iklim.
Geoengineering adalah serangkaian teknologi dan metode yang dirancang untuk mengurangi suhu panas Bumi dan menghentikan laju perubahan iklim yang mengkhawatirkan.
Baca juga: Mengenal Foraminifera, Organisme Kecil di Laut Perekam Perubahan Suhu Bumi
Dilansir dari Oxford Geoengineering Programme, Rabu (25/10/2023), ada berbagai macam teknik geoengineering yang telah diajukan.
Secara umum, teknik-teknik modifikasi iklim ini dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori utama, di antaranya sebagai berikut.
Teknik radiasi matahari (SRM) atau Solar Geoengineering ini bertujuan untuk memantulkan sebagian kecil energi Matahari kembali ke luar angkasa.
Sebagai respons terhadap peningkatan suhu yang disebabkan oleh tingginya kadar gas rumah kaca di atmosfer yang menyerap energi dan menyebabkan kenaikan suhu.
Beberapa teknik yang telah diusulkan dalam lingkup SRM meliputi:
Baca juga: Perhitungan COP26, Suhu Bumi Diprediksi Naik 2,4 Derajat Celsius