Teknik penghapusan gas rumah kaca (GGR) atau Carbon Geoengineering bertujuan menghilangkan karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya dari atmosfer, mengurangi efek rumah kaca dan pengasaman laut.
Teknik-teknik GGR yang dilakukan di antaranya mencakup sebagai berikut.
Lantas, apakah teknologi geoengineering memiliki dampak?
Baca juga: 184 Kota Ikonik di Dunia Diprediksi Tenggelam jika Suhu Bumi 3 Derajat Celcius
Kendati geoengineering adalah inisiatif ambisius, namun tidak dapat disangkal bahwa teknologi ini masih belum dapat diandalkan sepenuhnya.
Hal itu mengingat dampak sampingan dan konsekuensi yang mungkin timbul, dikutip dari Forum Komunikasi Mahasiswa Himpunan Internasional Indonesia, Rabu (25/10/2023).
Diperlukan pengembangan lebih lanjut untuk mengurangi dampak negatif geoengineering dan secara bertahap meningkatkan efektivitasnya sebelum teknologi ini dapat menjadi solusi utama untuk mengatasi perubahan iklim dan emisi gas di seluruh dunia.
Selain itu, kekhawatiran terkait dengan implikasi teknologi ini menjadi salah satu keprihatinan utama bagi banyak negara di dunia, terutama negara-negara yang non-super power.
Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk mengambil pendekatan yang komprehensif dan holistik dalam mengadaptasi geoengineering, sehingga dapat diterima secara luas.
Baca juga: Pasangan Burung Monogami Ini Cerai gara-gara Suhu Bumi Menghangat
Erma Yulihastin, seorang ilmuwan peneliti di Pusat Penelitian Iklim dan Atmosfer, Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), memberikan penjelasan tentang teknologi Geoengineering dalam wawancaranya dengan Kompas.com pada Senin (23/10/2023).
"Kalau kita melakukan rekayasa semacam itu sama aja dengan menimbulkan dampak yang malah sangat tidak kita perkirakan sebelumnya gitu dampaknya akan sangat besar untuk lingkungan," kata Erma.
Menurutnya, Geoengineering melibatkan inovasi seperti intervensi lapisan stratosfer untuk mengurangi suhu Bumi. Namun, ia menekankan, tindakan semacam itu dapat memiliki dampak yang sangat besar pada lingkungan, dampak yang sulit untuk diprediksi sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.