Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Taman Tsunami Tanjung Lesung

Kompas.com - 20/10/2023, 14:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh : Eko Yulianto

TIM penelitian tsunami BRIN menemukan ratusan bongkah koral dan endapan pasir tsunami di dataran KEK Tanjung Lesung.

Temuan ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai obyek dark tourism yang dapat menjadi daya tarik di KEK Pariwisata Tanjung Lesung.

Baca juga: Begini Hasil Pengamatan Hilal di Pantai Tanjung Lesung

Saat ini Pemerintah Indonesia sedang memacu pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung sebagai sebuah KEK pariwisata dengan keunggulan strategis berupa marina.

Jika dapat diwujudkan, kehadiran KEK Tanjung Lesung diharapkan dapat menjadi lokomotif bagi kemajuan ekonomi bukan saja di wilayah Banten tapi juga di Jawa Barat selatan.

Namun ada hal yang perlu dipastikan implementasinya dalam upaya pembangunan KEK Tanjung Lesung yaitu mitigasi risiko tsunami.

Ini menimbang adanya dua buah sumber ancaman tsunami terhadap kawasan ini yaitu Gunung Anak Krakatau dan jalur Megathrust Sunda di lepas pantai barat Sumatra hingga ke Selatan Jawa dan Nusa Tenggara.

Dalam catatan sejarah, kedua sumber ini pernah memicu tsunami dengan kerugian dan korban sangat besar yaitu tsunami akibat letusan Gunung Krakatau 1883 dan tsunami Samudera India 2004.

Hingga saat ini, Indonesia tercatat sebagai negara dengan total korban tsunami terbesar di dunia. Dua kejadian tsunami yang menyumbang jumlah korban terbesar adalah tsunami Samudera India 26 Desember 2004 dan tsunami Krakatau 1883, masing-masing lebih dari150.000 dan 30.000 jiwa.

Pada sisi lain, risiko tsunami di Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan pesatnya pembangunan infrastruktur dan simpul-simpul ekonomi baru di dataran-dataran pantai yang terpapar ancaman tsunami.

Baca juga: Letusan Dahsyat Gunung Krakatau 1883, Bagaimana Erupsi Gunung Ini Sebabkan Tsunami 40 Meter?

Bukan saja menaikkan risiko kerugian ekonomi, pembangunan ini juga mendorong laju urbanisasi sehingga juga menaikkan risiko korban jiwa akibat tsunami.

Namun tak dapat dipungkiri bahwa pembangunan menjadi syarat mutlak dalam meraih kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai jalan tengahnya, pesatnya pembangunan perlu diimbangi dengan berbagai upaya mitigasi risiko bahkan sejak dari perencanaanya. Dengan demikian, mitigasi risiko bukan saja menjadi program dan kegiatan pembangunan sektoral namun dapat menjadi modalitas dalam setiap program dan kegiatan pembangunan.

Tanpa mitigasi risiko, kerugian ekonomi dan korban jiwa yang jauh lebih besar dari yang pernah ada akibat bencana tsunami adalah sebuah keniscayaan tak terhindarkan. Selain itu, kesadaran dan kesiapan masyarakat menghadapi risiko bencana juga perlu dikuatkan terus-menerus melalui berbagai cara.

Di antaranya adalah dengan menghadirkan cerita-cerita, even-even, dan monumen-monumen pengingat yang dapat menjaga kewaspadaan masyarakat terhadap risiko bencana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com