Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/10/2023, 12:34 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Suhu bumi yang semakin meningkat, cuaca yang ekstrem, dan peningkatan tingkat karbon dioksida di atmosfer adalah gejala-gejala nyata dari perubahan iklim yang telah menarik perhatian kita.

Namun, satu aspek dari perubahan iklim, yaitu perubahan salinitas laut, mungkin sering terlupakan oleh banyak orang.

Baca juga: Perubahan Iklim Berpotensi Bikin Bumi Terlalu Panas untuk Manusia

Perubahan salinitas laut, yang diinduksi oleh perubahan iklim, merupakan ancaman serius bagi ekosistem laut.

Dipengaruhi oleh perubahan iklim

Dilansir dari Science Daily edisi 12/7/2023, sebuah studi dari University of North Florida telah mengungkapkan aspek yang kritis, namun sering terabaikan, yaitu perubahan salinitas di perairan laut dan pesisir yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Perubahan salinitas, yang dipengaruhi oleh perubahan iklim dan aktivitas manusia, memiliki potensi merusak ekosistem pesisir dan muara, namun hingga saat ini penelitian tentang hal ini masih terbatas.

Penelitian terbaru telah memberikan wawasan tentang ancaman yang disebabkan oleh perubahan salinitas yang disebabkan oleh manusia terhadap ekosistem laut dan pesisir, serta dampaknya pada masyarakat lokal yang tinggal di daerah tersebut.

Para peneliti menginvestigasi variasi curah hujan yang dipicu oleh perubahan iklim dan dampak aktivitas manusia di wilayah tertentu, yang menyebabkan kejadian banjir dan kekeringan yang ekstrem.

Hal ini akhirnya mempengaruhi ketersediaan air tawar dan berdampak pada salinitas di ekosistem yang rentan.

Kenaikan permukaan laut juga dapat berdampak serius terhadap aliran air asin ke daerah pesisir dan dataran rendah.

Baca juga: Dampak Perubahan Iklim, Ratusan Tanaman dan Lumut Terancam Punah

Beberapa kelompok, seperti mikroorganisme, plankton, karang, mangrove, rawa pasang surut, makroalga, dan lamun, sangat rentan dan dapat menghadapi penurunan ekosistem yang cepat.

Para peneliti juga menyoroti bahwa perubahan salinitas diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pemanasan laut.

Oleh karena itu, peneliti mendesak perlunya tindakan segera untuk mengatasi tantangan salinitas ini guna melindungi ekosistem laut dan pesisir, serta menjaga keanekaragaman hayati.

Dampak lanjutan dari perubahan salinitas

Selain berdampak pada keanekaragaman hayati, perubahan salinitas tidak bisa digunakan untuk minum, membuat makanan, atau sebagian besar keperluan rumah tangga dan industri, dikutip dari Britannica, Rabu (18/10/2023).

Tingkat salinitas yang tinggi di sumber air tawar akan menambah biaya pemurnian air minum dan pengolahan limbah, juga bisa merusak pipa distribusi air dan infrastruktur terkait, sehingga memerlukan biaya tambahan untuk perbaikan.

Salinitas yang lebih tinggi yang masuk ke dalam pasokan air minum juga dapat menyebabkan kelangkaan air.

Selain itu, mengonsumsi air dengan kadar garam yang berlebihan bisa membahayakan kesehatan manusia dan mengganggu keseimbangan natrium dan kalium dalam tubuh.

Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Ketahanan Pangan di India, Bagaimana Indonesia?

Dalam kasus yang sangat serius, minum air yang terlalu asin dapat merusak ginjal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com