Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekosistem Sungai Kian Terancam akibat Pembuangan Limbah

Kompas.com - 28/09/2023, 14:00 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Sungai Sedunia, yang diperingati oleh masyarakat global setiap tahunnya, menjadi waktu penting untuk memahami keberhargaan sungai dalam kehidupan.

Sungai bukan hanya sumber air yang utama, melainkan juga menjadi habitat bagi berbagai jenis organisme dan ekosistem yang penting.

Baca juga: Mengapa Minyak Jelantah Tidak Boleh Dibuang ke Saluran Air Limbah?

Sayangnya, studi terbaru telah mengungkapkan bahwa sungai semakin terancam oleh pembuangan limbah, yang ternyata memiliki dampak lebih buruk daripada yang dihasilkan oleh sektor pertanian.

Temuan ini telah diterbitkan di jurnal ilmiah Global Change Biology dan Ecological Solutions and Evidence, menyoroti ancaman serius terhadap kualitas air dan ekosistem sungai.

Limbah mengancam ekosistem dan keanekaragaman sungai

Dilansir dari Science Daily edisi 21 September 2023, di Inggris, air limbah yang telah diolah oleh perusahaan air serta air limbah yang tidak diolah akibat hujan lebat diizinkan mengalir ke sungai.

Hal ini berdampak negatif pada ekosistem sungai, keanekaragaman hayati, dan dapat memengaruhi kesehatan manusia jika air tersebut digunakan untuk pertanian, minum, atau rekreasi.

"Air limbah adalah ancaman umum bagi kualitas air sungai," ujar Dr Dania Albini, Departemen Biologi, Universitas Oxford.

"Walaupun ada pabrik pengolahan limbah, tidak semua polutan dapat dihilangkan, dan zat kimia lainnya tetap mencemari sungai, berdampak buruk pada ekosistem air dan organisme yang ada di dalamnya," sambungnya.

Para peneliti memeriksa dampak pertanian, limpasan perkotaan, dan pembuangan limbah terhadap sungai di Inggris. Mereka menguji empat sungai selama tiga bulan di lokasi hulu dan hilir di mana limbah dibuang.

Baca juga: Limbah PLTN Fukushima Mungkinkah Sampai ke Laut Indonesia?

Hasilnya menunjukkan bahwa prediktor utama ganggang, tingkat nutrisi tinggi, dan jamur limbah adalah pelepasan limbah, tidak tergantung pada penggunaan tanah di sekitarnya (baik perkotaan maupun pertanian).

Nutrisi dalam air dapat memicu pertumbuhan spesies berbahaya seperti cacing dan cyanobacteria, yang pada akhirnya merugikan spesies lain di ekosistem. Cyanobacteria sering menghasilkan bahan kimia beracun yang membahayakan organisme air lainnya.

Akibatnya, polusi dari air limbah dapat mengganggu proses penting dalam ekosistem karena menyebabkan kehilangan spesies-spesies yang sangat penting.

Teknik baru untuk deteksi dini wabah 'Jamur Limbah'

Menurut informasi dari Countryside Jobs Service, Selasa (26/9/2023), peneliti telah mengembangkan cara baru untuk mendeteksi wabah "jamur limbah" yang berbahaya secara dini.

Jamur limbah adalah campuran kompleks jamur, ganggang, dan bakteri yang berkumpul ketika ada banyak zat organik di air.

Jamur limbah bukan hanya menyebabkan bau tak sedap, melainkan juga mengurangi kadar oksigen di dalam air, yang dapat memengaruhi semua makhluk di sungai dan mengakibatkan kematian ikan dalam jumlah besar.

Teknik baru ini dapat digunakan oleh lembaga pemantau dan perusahaan air untuk membatasi penumpukan polusi dan menghentikan penurunan spesies.

Baca juga: Bagaimana Limbah Budi Daya Ikan Dapat Dijadikan Biogas?

"Deteksi cepat polusi jamur limbah akan membantu mengurangi dampak buruk pada hewan liar lokal dengan melakukan tindakan pencegahan lebih awal," ujar Dr Michelle Jackson dari Departemen Biologi, Universitas Oxford.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com