Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kesehatan Usus Penting untuk Mencegah Kanker Usus Besar?

Kompas.com - 19/09/2023, 09:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Kanker usus besar adalah salah satu jenis kanker yang tumbuh paling cepat pada orang berusia kurang dari 50 tahun. Ahli menilai, meningkatkan kesadaran pada kesehatan usus sangatlah penting.

Kesadaran akan pentingnya kesehatan usus dapat berperan dalam mencegah risiko terjadinya penyakit kanker usus besar atau kanker kolorektal.

Sebuah studi menunjukkan, antara tahun 1995 hingga 2019, diagnosa baru dari kanker usus besar pada orang di usia di bawah 55 tahun meningkat dua kali lipat, dari yang sebelumnya 11 persen menjadi 20 persen.

Meningkatnya kasus penyakit kanker ini, sebagian karena adanya kesadaran dan upaya skrining yang lebih baik. Akan tetapi, di sisi lain ada satu faktor yang mungkin memengaruhi risiko kanker usus besar atau kolerektal, yaitu bakteri di usus.

"Apa yang Anda makan, obat yang Anda minum, dan seberapa sering berolahraga, semuanya dapat mengubah mikrobioma usus, yang mungkin terkait dengan perkembangan usus," ungkap Kimmie Ng, MD, direktur Young-Onset Colorectal Cancer Center di Dana-Farber Cancer Institute.

Namun penelitian tentang mikrobioma dan risiko kanker masih dalam tahap awal dan diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami kemungkinan hubungan tersebut dengan baik.

Baca juga: Mengapa Kanker Jantung Jarang Ditemukan?

Pentingnya kesehatan usus mencegah kanker

Dikutip dari Verywellhealth, Sabtu (16/9/2023) keterlibatan mikrobioma merupakan salah satu teori yang menjelaskan peningkatan kanker usus besar. Mikrobioma mengacu pada triliunan mikroorganisme (bakteri, virus, dan jamur) yang hidup di dalam tubuh.

Sebagian besar mikroba ini hidup di usus yang berperan dalam pencernaan dan proses biologis lainnya. Bagi kesehatan usus, beberapa mikroba bermanfaat bagi tubuh, sementara mikroba lainnya dapat membahayakan.

Mikroba dapat terbentuk sejak lahir, karena bakteri biasanya berpindah dari orang tua yang melahirkan ke bayinya selama persalinan normal.

Mikroba dari orang tua juga dapat ditularkan kepada bayi melalui ASI, yang merupakan bagian penting dari nutrisi awal. Namun mikroba mungkin sedikit berubah seiring pertumbuhan seseorang berdasarkan pola makan dan lingkungan.

Misalnya, saat mengonsumsi antiobiotik, mengalami infeksi, atau mengubah pola makan dapat menyebabkan fenomena yang disebut disbiosis.

Itu adalah ketidakseimbangan atau perubahan yang tidak menguntungkan pada mikrobioma.

Hal ini dapat mengubah keanekaragaman spesies atau jumlah mikroba tertentu di usus, sehingga membahayakan fungsi pencernaan dan kesehatan secara keseluruhan.

Baca juga: Mengapa Paus Tidak Terkena Kanker?

 

Mikrobioma usus memengaruhi risiko kanker

Semakin banyak penelitian yang mempertimbangkan peran mikrobioma usus dalam perkembangan kanker kolorektal.

Biasanya, “bakteri baik” di usus bertindak sebagai penghalang terhadap mikroba berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit atau peradangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com