Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/09/2023, 21:00 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidur merupakan kebutuhan dasar hidup manusia. Kekurangan tidur dapat berdampak buruk bagi kesehatan, salah satunya terhadap otak.

Bahkan, dampak kurang tidur bisa menyebabkan seseorang dapat mengalami kenaikan risiko terjadinya penyakit Alzheimer dan penyakit gangguan saraf lainnya.

Bagaimana kekurangan tidur dapat berdampak terhadap otak?

Dikutip American Chemistry Society, Rabu (6/9/2023), studi terbaru Fuyi Xu dalam jurnal ACS’ Journal of Proteome Research mengungkap kurang tidur berimplikasi terhadap kerusakan sistem saraf di otak, tepatnya pada bagian hipokampus yang bertugas untuk menyimpan memori dan memproses informasi.

Baca juga: Bagaimana Tidur Bisa Memengaruhi Berat Badan?

Dampak kurang tidur pada otak

Dalam beberapa studi terkait dampak kurang tidur pada otak, sebelumnya telah dilakukan pengamatan terhadap perubahan kelimpahan protein dan asam ribonukleat (RNA) pada hewan uji.

Informasi perubahan pada dua metabolit menunjukkan adanya faktor yang berkaitan antara kekurangan tidur dan kerusakan kognitif dan otak.

Akan tetapi, faktor-faktor ini belum dapat dikonfirmasi berdampak secara langsung terhadap fungsi kognitif pada populasi hewan dan manusia yang lebih banyak.

Oleh karena itu, Fuyi Xu mengeksplorasi lebih dalam tentang dampak kurang tidur terhadap otak.

Dalam studi yang dilakukan untuk mengetahui seperti apa dampak kurang tidur terhadap otak, Xu mengamati perubahan yang terjadi pada perilaku dan metabolit tikus yang diberikan perlakuan berbeda.

Baca juga: Bagaimana Gangguan Tidur Bisa Menyebabkan Stroke?

 

Terdapat dua tikus yang diamati, yakni tikus yang kurang tidur selama dua hari, dan tikus yang cukup tidur.

Tikus-tikus tersebut diamati perilakunya pada aktivitas navigasi dalam labirin sederhana, dan pengenalan objek baru.

Kemudian cairan protein pada hipokampus tikus-tikus tersebut diekstrak dan perbedaannya diidentifikasi.

Hasilnya, salah satu sitokin (kelompok protein) di otak bernama pleiotrophin (PTN) mengalami penurunan kadar pada tikus yang kurang tidur.

Setelah analisis RNA pada jalur metabolisme molekuler dilakukan, peneliti menemukan, kekurangan kadar PTN berdampak pada kematian sel saraf di hipokampus.

Hal ini selaras dengan penjelasan Celia Gonzales-Castillo, seorang profesor biosains, dalam jurnal Frontiers in Cellular Neuroscience tahun 2015, PTN berperan sebagai neuromodulator atau zat pengatur aktivitas saraf.

Maka itu, selain berimplikasi terhadap aktivitas dan kematian sel saraf di otak, kadar PTN rendah akibat kurang tidur dapat jadi indikator kerusakan kognitif karena insomnia.

 Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Mengigau saat Tidur?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com