Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Fenomena Super Blue Moon Disebut Bulan Purnama Biru?

Kompas.com - 30/08/2023, 17:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Space


KOMPAS.com - Fenomena bulan purnama biru super atau Super Blue Moon akan dapat disaksikan malam ini, Rabu (30/8/2023).

Namun, mengapa fenomena ini dinamai Blue Moon atau bulan biru?

Dilansir dari Space, fenomena Super Blue Moon merupakan istilah yang digunakan untuk menamai bulan purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan.

Hal ini disebabkan karena siklus bulan membutuhkan waktu 29,5 hari untuk menyelesaikan satu siklusnya. Oleh karena itu, secara teknis, ada 12,4 bulan purnama setiap 365 hari. Artinya, setiap 2,8 tahun rata-rata ada 13 fenomena bulan purnama dalam 12 bulan.

Sebelum fenomena Blue Moon tahun ini, terakhir kali peristiwa yang sama terjadi ipada 22 Agustus 2021, dan fenomena bulan purnama biru berikutnya akan terjadi pada 19 Agustus 2024.

Baca juga: Mengapa Fenomena Hujan Meteor Perseid 2023 Istimewa?

Fenomena Blue Moon yang jatuh pada 30-31 Agustus 2023 ini, berbeda dengan yang terjadi dengan tahun sebelumnya. Sebab, bulan purnama biru kali ini disebut sebagai supermoon.

Alasannya, karena tepat di Agustus tahun ini, jarak bulan saaf purnama sangat dekat dengan Matahari.

Ini tak terlepas dari orbit Bulan yang berbentuk lonjong atau elips, yang ada saatnya bulan berada pada jarak yang jauh dari orbit Bumi (apogee), ada juga saat bulan berada sangat dekat dengan Bumi (perigee).

Bulan purnama besar ini dulunya dikenal dengan nama perigean, lalu istilah supermoon menjadi lebih populer sejak sekitar satu dekade yang lalu.

Super Blue Moon fenomena langka

Meski pun fenomena supermoon bukan suatu kejadian yang sering terjadi, namun juga bukan suatu fenomena yang langka.

Baca juga: Mengapa Fenomena Bulan Purnama Bisa Sebabkan Air Laut Pasang?

Sebab, supermoon bisa terjadi antara 2-5 kali dalam setahun. Faktanya, menurut NASA, hampir 25 persen dari semua bulan purnama adalah supermoon.

Lalu, mengapa fenomena bulan purnama kali ini disebut Super Blue Moon?

Fenomena Super Blue Moon adalah gabungan antara Blue Moon (Bulan Biru) dan supermoon, yang ternyata lebih jarang terjadi.

Kendati ada kemungkinan terjadi dua fenomena bulan purnama biru super dalam satu bulan, namun aktu rata-rata di antara keduanya adalah 10 tahun.

Selain itu, menurut NASA, keduanya bisa berjarak hingga 2 tahun.

Fenomena Super Blue Moon berikutnya akan erjadi pada 2037, ketika dua Bulan Biru Super terjadi dalam waktu yang cukup berdekatan, satu Super Blue Moon akan terjadi di bulan Januari dan satu lagi di bulan Maret 2037.

Sementara, di tahun 2023, fenomena bulan purnama, Super Blue Moon ini semakin istimewa, karena adanya planet Saturnus yang sedang mengalami oposisi.

Baca juga: Mengapa Gerhana Matahari Hibrida Disebut Fenomena Langka?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com