Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/08/2023, 11:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Saat ini, Mars menjadi salah satu planet yang paling banyak mendapat perhatian dari para ilmuwan. Berbagai misi luar angkasa dilakukan untuk mempelajari planet merah ini.

Terutama mempelajari permukaan Mars, lingkungan hingga potensi keberadaan air di Mars.

Selain itu, ilmuwan ingin menemukan bentuk kehidupan di Mars. Tujuannya, untuk mengetahui apakah manusia bisa membuat koloni dan tinggal di Mars.

Baca juga: Seperti Apa Simulasi Tinggal di Mars Selama Setahun?

Baru-baru ini peneliti berhasil mengungkap seperti apa permukaan Mars. Menariknya, permukaan planet meah itu tampak tidak biasa, lanskap tersebut menyerupai permukaan otak manusia yang berkeriput.

Masih menjadi misteri apa yang sebenarnya menyebabkan lanskap permukaan planet Mars bisa berbentuk seperti itu.

Permukaan planet Mars

Dikutip dari Science Alert, Jumat (25/8/2023) lanskap seperti otak ini ditemukan di garis lintang Mars, tempat dataran utara bertemu dengan dataran tinggi selatan yang kenal sebagai lobate apron.

Lanskap itu kaya es yang terbentuk di dasar stuktur tinggi seperti punggung kawah dan bukit yang datar (mesa).

Berhubung medan berada di tempat es, para ilmuwan berpikir pembentukan permukaan Mars ini kemungkinan berkaitan dengan perilaku air beku.

Baca juga: Seperti Apa Penampakan Satelit Terkecil Planet Mars?

 

Akan tetapi, sebenarnya apakah permukaan Mars itu?

Salah satu kemungkinannya adalah itu adalah punggung bukit yang tingginya sekitar 4 hingga 5 meter, dan alurnya terbentuk oleh aliran es.

Kemungkinan lainnya adalah formasi tersebut merupakan produk air es di bawah permukaan.

Sublimasi es melalui retakan dapat menyebabkan tanah di atasnya runtuh, sehingga menghasilkan medan bertekstur berlubang.

Hipotesis ketiga menunjukkan bahwa medan terbentuk serupa dengan proses 'penyortiran batu' di Bumi.

Ketika tanah membeku, tanah mengembang, mengangkat dan mengangkat sedimen. Lalu ketika embun beku mencair, sedimen yang lepas akan jatuh kembali dan batu-batu yang berbeda di dalamnya cenderung berjatuhan sesuai ukurannya.

Di Bumi, melalui siklus pembekuan dan pencairan yang berulang dapat menciptakan pola di permukaan.

Hipotesis ini menjadi mekanisme yang masuk akal dalam pembentukan medan aneh di Mars. Namun tentu perlu studi lebih lanjut mengingat jaraknya yang jutaan kilometer dari Bumi.

Baca juga: Seperti Apa Planet Seukuran Neptunus yang Dihujani Logam?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com