Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2023, 19:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Siput merupakan salah satu hewan paling lambat. Menurut Escargot World, kecepatan rata-rata siput adalah 0,28 cm per detik.

Beberapa spesies siput laut dapat bergerak lebih cepat, yakni 1,3 cm per detik. Tetapi, itu pun jika siput berjalan di area yang cukup datar.

Kenapa siput sangat lambat?

Dilansir dari How Stuff Works, penyebab siput bergerak sangat lambat dikaitkan dengan setidaknya tiga faktor, yakni cara siput bergerak, makanan siput, dan pemangsa siput.

Pertama, siput bergerak menggunakan "kaki perut". Namun, yang dimaksud "kaki perut" sangat berbeda dengan kaki pada hewan lain atau pada manusia.

Baca juga: Racun Baru yang Mematikan Ditemukan pada Siput Kerucut, Seperti Apa?

Kaki siput adalah kumpulan otot yang membentang di sepanjang bagian bawah tubuh siput dan ditutupi lendir yang lengket. Saat berkontraksi, otot tersebut beriak, mengirimkan gelombang kecil dari ekor ke kepala siput.

Gelombang tersebut memampatkan lendir di bagian bawah kaki menjadi cairan yang licin sehingga memungkinkan siput untuk meluncur di atas tanah atau memanjat tanaman.

Cara siput bergerak membuat kecepatan mereka sangat lambat karena gerak mereka dibatasi oleh jumlah kontraksi kaki dan jumlah lendir yang mereka buat.

Di samping itu, siput tidak perlu terburu-buru untuk mendapatkan makanannya. Banyak hewan, terutama pemangsa, harus bergerak cepat untuk mendapatkan makanan; seperti seekor cheetah yang harus berlari kencang saat mengejar kijang.

Baca juga: Sejak Kapan Manusia Memakan Siput?

Sementara itu, kebanyakan siput memakan tumbuhan, bahan yang membusuk atau hewan laut, seperti bunga karang, yang diam di tempatnya. Jadi, siput tidak perlu bergerak cepat untuk mengejar makanannya.

Kemudian, siput juga tidak harus berlari untuk menghindari pemangsanya. Mereka telah mengembangkan cara lain untuk menghindari predator.

Biasanya, siput akan menarik tubuhnya ke dalam cangkang untuk bersembunyi. Warna cangkang siput yang cokelat juga membuatnya lebih mudah berbaur dengan lingkungan sehingga tidak mudah ditemukan oleh predator.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com