Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2023, 17:11 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Demam berdarah (DBD) adalah penyakit yang ditularkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes aegypti dan Ae. albopictus

Tidak hanya menyebarkan penyebab penyakit DBD, nyamuk ini juga merupakan vektor chikungunya, demam kuning, dan virus Zika. 

Jutaan kasus DBD terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya. Kasusnya paling umum ditemukan di Asia Tenggara, kepulauan Pasifik barat, Amerika Latin, dan Afrika. Namun penyakit ini juga telah menyebar di Eropa dan bagian selatan Amerika Serikat.

Gejala DBD pada anak

Bayi, anak-anak, hingga orang dewasa dapat terserang DBD. Namun, gejala DBD pada anak mungkin sulit dikenali dan mirip dengan infeksi umum pada masa kanak-kanak lainnya. 

Baca juga: Apa Saja Gejala Infeksi Omicron Subvarian XBB 1.5 Kraken?

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut adalah gejala DBD pada anak yang harus diperhatikan:

  • Demam atau suhu tubuh rendah (kurang dari 36°C)
  • Kantuk
  • Kurang energi atau lemas
  • Muncul ruam
  • Pendarahan yang tidak biasa (gusi, hidung)
  • Muntah, setidaknya 3 kali dalam 24 jam

Gejala demam berdarah dapat berkembang dengan cepat menjadi parah. Oleh sebab itu, anak-anak yang mengalami gejala DBD membutuhkan perhatian medis segera atau rawat inap.

Cara mencegah DBD

DBD dapat terjadi karena kebersihan lingkungan yang kurang diperhatikan. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mencegah merebaknya kasus DBD.

Dilansir dari Kementerian Kesehatan RI, berikut adalah cara mencegah DBD dengan 3M Plus:

Baca juga: Apa Saja Risiko Kehamilan pada Anak?

1. Menguras, kegiatan membersihkan tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, dan tempat penampungan air lainnya. 

2. Menutup, kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan berpotensi menjadi sarang nyamuk.

3. Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis.

Adapun Plus dalam upaya pencegahan ini adalah upaya tambahan seperti:

Baca juga: Inovasi Baru Cegah Penyebaran DBD dengan Wolbachia, Apa Itu?

  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
  • Menggunakan obat anti nyamuk
  • Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
  • Memeriksa tempat-tempat penampungan air
  • Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup
  • Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras
  • Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com