KOMPAS.com - Demam berdarah (DBD) adalah penyakit yang ditularkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes aegypti dan Ae. albopictus.
Tidak hanya menyebarkan penyebab penyakit DBD, nyamuk ini juga merupakan vektor chikungunya, demam kuning, dan virus Zika.
Jutaan kasus DBD terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya. Kasusnya paling umum ditemukan di Asia Tenggara, kepulauan Pasifik barat, Amerika Latin, dan Afrika. Namun penyakit ini juga telah menyebar di Eropa dan bagian selatan Amerika Serikat.
Gejala DBD pada anak
Bayi, anak-anak, hingga orang dewasa dapat terserang DBD. Namun, gejala DBD pada anak mungkin sulit dikenali dan mirip dengan infeksi umum pada masa kanak-kanak lainnya.
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut adalah gejala DBD pada anak yang harus diperhatikan:
Gejala demam berdarah dapat berkembang dengan cepat menjadi parah. Oleh sebab itu, anak-anak yang mengalami gejala DBD membutuhkan perhatian medis segera atau rawat inap.
Cara mencegah DBD
DBD dapat terjadi karena kebersihan lingkungan yang kurang diperhatikan. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mencegah merebaknya kasus DBD.
Dilansir dari Kementerian Kesehatan RI, berikut adalah cara mencegah DBD dengan 3M Plus:
1. Menguras, kegiatan membersihkan tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, dan tempat penampungan air lainnya.
2. Menutup, kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan berpotensi menjadi sarang nyamuk.
3. Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis.
Adapun Plus dalam upaya pencegahan ini adalah upaya tambahan seperti:
https://www.kompas.com/sains/read/2023/01/27/171125023/apa-saja-gejala-dbd-pada-anak-anak