KOMPAS.com - Anjing disebut sebagai hewan yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi kanker. Akan tetapi, ternyata anjing bukan satu-satunya hewan dengan keahlian tersebut.
Hewan lain yang bisa melakukan deteksi kanker diungkapkan sebuah studi yang dipublikasikan 25 Januari di jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences.
Dalam studi tersebut, menemukan bahwa semut dapat dilatih untuk mendeteksi kanker melalui urin pasien.
Tidak seperti anjing yang menggunakan sensitivitas hidungnya, semut tidak memilikinya. Tetapi sebagai gantinya mereka menggunakan reseptor penciuman pada antena mereka untuk membantu mereka menemukan makanan atau mengendus calon pasangan.
Dikutip dari Live Science, Kamis (26/1/2023) dalam studi baru untuk mengungkapkan bagaimana semut mendeteksi kanker ini peneliti melatih hampir tiga luslin semut sutra (Formica fusca) untuk menggunakan reseptor penciuman akut untuk tugas yang berbeda yakni menemukan tumor.
Di laboratorium, para ilmuwan mencangkokkan irisan tumor kanker payudara dari sampel manusia ke tikus dan melatih 35 semut untuk mengasosiasikan urin dari hewan pengerat yang mengandung tumor dan gula.
Baca juga: Apakah Ada Ikan yang Bisa Terbang?
Setelah ditempatkan di cawan petri, semut menghabiskan 20 persen lebih banyak waktu di samping sampel urin yang mengandung tumor kanker dibandingkan dengan urin yang sehat.
Karena sel tumor mengandung senyawa organik yang sudah menguap (VOC) yang dapat digunakan peneliti sebegai biomarker kanker, hewan seperti anjing dan sekarang semut dapat dengan cepat dilatih untuk mendeteksi anomali ini melalui indra penciuman mereka.
Namun peneliti berpikir bahwa semut mungkin lebih unggul dari anjing dan hewan lain karena mereka membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk berlatih mendeteksi kanker .
Lebih lanjut, temuan ini penting karena itu berarti makin dini kanker terdeteksi maka makin cepat pula pengobatan dapat dimulai.
Peneliti berharap bahwa semut pengendus kanker memiliki potensi untuk bertindak sebagai bio-detektor kanker yang efisien dan murah.
"Hasilnya (studi hewan pendeteksi kanker) sangat menjanjikan. Namun penting untuk mengetahui metode ini belum bisa digunakan sebagai cara sehari-hari untuk mendeteksi kanker," kata Baptiste Piqueret, penulis utama dan etologis di Sorbonne Paris North University di Perancis.
Baca juga: Apakah Ada Bintang Tertua di Alam Semesta?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.