Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Depresi Bisa Diturunkan dari Keluarga? Ini Faktor Risikonya

Kompas.com - 18/01/2023, 08:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Depresi dapat rentan dialami oleh banyak orang dengan beragam latar belakang, usia hingga kondisi sosial ekonomi.

Namun, apakah depresi juga bisa diturunkan dari keluarga, dan seperti apa faktor risikonya?

Seperti dikutip dari Live Science, Rabu (18/1/2023), untuk mendiagnosis bahwa seseorang mengalami gangguan depresi, maka dokter mungkin akan bertanya beberapa hal kepada pasien.

Dokter biasanya akan menanyakan tentang suasana hati, pola perilaku makan dan tidur, hingga riwayat kesehatan keluarga atau pun adakah pikiran untuk bunuh diri.

Selain itu, dokter juga mungkin akan meminta pasien untuk melaporkan gejala depresi yang dialami melalui sebuah kuesioner.

Bagaimana diagnosis pasien depresi?

Dr. Deborah Lee, seorang dokter medis dan penulis untuk Dr Fox Online Pharmacy di Inggris mengatakan diagnosis depresi dibuat pada saat seseorang merasa sedih dan merasa putus asa dalam waktu yang cukup lama, bisa berminggu-minggi atau bahkan berbulan-bulan.

Baca juga: Apakah Tidur Siang Baik untuk Tubuh?

Menurut pedoman American Psychiatric Association, orang yang didiagnosis mengalami gangguan kesehatan mental ini, setidaknya menunjukkan lima atau lebih tanda-tanda depresi selama dua minggu.

Selain itu, orang tersebut juga menunjukkan suasana hati yang tertekan atau kehilangan minat atau kesenangan.

Pedoman tersebut juga mencantumkan beberapa faktor risiko yang dapat memengaruhi apakah seseorang berisiko tinggi mengalami depresi, termasuk faktor-faktor risiko depresi sebagai berikut.

1. Harga diri atau kepribadian

Orang dengan harga diri rendah, mudah diliputi stres atau umumnya selalu merasa pesimis, tampaknya lebih mungkin mengalami depresi.

2. Genetika atau keturunan

Depresi juga dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau diwariskan dari keluarga. Misalnya, ada salah satu dari kembar identik mengalami depresi, yang lain akan berpeluang 70 persen menderita penyakit mental yang sama suatu saat dalam hidup mereka.

Baca juga: Apakah Ada Efek Samping Makan Buah Nanas?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com