Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/01/2023, 16:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Perayaan Tahun Baru 2023 baru saja kita lewati dengan berbagai kemeriahan di seluruh dunia. Kendati demikian, ternyata tahun baru di beberapa negara di dunia, tidak selalu dirayakan setiap tanggal 1 Januari.

Sebelumnya, Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang dalam situs Edusains BRIN, edisi 31 Desember 2022, menjelaskan tentang istilah tahun baru.

Andi mengatakan bahwa tahun baru merujuk pada hari di awal atau permulaan tahun yang pada hari itu terdapat budaya peringatan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun berikutnya.

Dalam kalender yang digunakan di Indonesia, tahun baru diperingati setiap tanggal 1 Januari karena mengadopsi kalender Gregorian.

Kalender Gregorian adalah sistem penanggalan yang menggunakan sistem solar atau syamsiah, yakni berdasarkan peredaran Bumi mengelilingi Matahari.

Lantas, bagaimana tahun baru di beberapa negara lain di dunia?

Seperti Indonesia yang menggunakan kalender Gregorian dan menetapkan Tahun Baru setiap 1 Januari, di beberapa negara di dunia memiliki macam tahun baru yang berbeda-beda, yang disesuaikan dengan budaya dan kalender yang mereka gunakan.

Baca juga: Mengenal Ular King Cobra, Ular Berbisa Terpanjang di Dunia

Ada beberapa negara dengan tahun baru yang tidak dirayakan pada 1 Januari seperti dalam kalender Gregorian, yakni sebagai berikut.

1. Tahun Baru Islam

Tahun Baru Islam atau Hijriah atau Ra'su as-Sanah diperingati pada hari pertama bulan Muharram, yakni bulan pertama dalam kalender Hijriah.

Penentuan hari pertama dilakukan dengan pengamatan bulan sabit muda atau yang disebut dengan hilal, setelah Matahari terbenam setelah fase Bulan Baru atau konjungsi atau ijtimak.

Sistem yang digunakan adalah lunar atau kamariah, yang berbasis peredaran Bulan mengelilingi Bumi.

Dalam satu tahun dalam kalender Islam ini, terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah rata-rata hari yakni 354,367 hari, sehingga memiliki selisih 11 hari dengan kalender Masehi.

Setiap 32-33 tahun sekali, Tahun Baru Hijriah beriringan dengan Tahun Baru Masehi, yang terakhir kali diperingati di awal tahun 1976 dan akhir tahun 2008. Pada awal tahun 2041 dan akhir tahun 2073, kedua Tahun Baru ini akan kembali beriringan.

Tahun Baru Hijriah atau Tahun Baru Islam ini selalu diperingati sebagian besar negara-negara dengan mayoritas muslim, termasuk Indonesia. Terkecuali di Arab Saudi, yang tidak dijadikan sebagai hari libur nasional, karena hanya menentukan Idul Fitri dan Idul Adha sebagai hari libur nasional.

Baca juga: Mengenal Stiff Person Syndrome, Penyakit Langka yang Dialami Celine Dion

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com