Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/10/2022, 17:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Ada banyak hal yang belum diketahui mengenai manusia purba Neanderthal, salah satunya adalah apa yang mereka makan.

Kini sebuah studi baru yang dipublikasikan di jurnal PNAS mengungkapnya.

Dalam studinya, penelitian yang dipimpin peneliti dari CNRS ini pertama kalinya menggunakan analisis isotop seng untuk menentukan posisi Neanderthal dalam rantai makanan.

Baca juga: Neanderthal dan Manusia Hidup Berdampingan Lebih dari 2.000 Tahun

Pada penelitian sebelumnya yang menganalisis karang gigi Neanderthal dari Semenanjung Iberia memperlihatkan, konsumsi utama mereka adalah tanaman.

Namun, seperti dikutip dari Phys, Selasa (18/10/2022) dengan menggunakan teknik analisis baru pada geraham milik Neanderthal yang berasal dari situs Gabasa, Spanyol, penelitian menunjukkan bahwa mereka sebenarnya adalah karnivora.

Untuk menentukan posisi individu dalam rantai makanan, para ilmuwan sampai sekarang umumnya harus mengekstrak protein dan menganalisis isotop nitrogen yang ada dalam kolagen tulang.

Tetapi, metode ini seringkali hanya dapat digunakan di lingkungan beriklim sedang dan jarang diaplikasikan pada sampel yang berusia lebih dari 50.000 tahun.

Mengingat kendala tersebut, Klevia Jaouen, peneliti CNRS dan rekan-rekannya memutuskan untuk menganalisis rasio isotop seng yang ada dalam email gigi. Mineral itu tahan terhadap segala bentuk degradasi.

Dan ini adalah pertama kalinya metode digunakan untuk mencoba mengidentifikasi makanan Neanderthal.

Menurut peneliti, makin rendah proporsi isotop dalam tulang, maka semakin besar kemungkinan mereka menjadi karnivora.

Hasil penelitian pun akhirnya menunjukkan, bahwa Neanderthal dari situs Gabasa adalah karnivora, tetapi tidak memakan darah mangsanya.

Baca juga: Mutasi Gen Tunggal Bikin Manusia Modern Lebih Pintar dari Neanderthal

Bukti lain seperti tulang patah yang ditemukan di lokasi juga menunjukkan, bahwa Neanderthal memakan sumsum tulang mangsanya, tanpa mengkonsumsi tulannya.

Sementara pelacak kimiawi lainnya memperlihatkan pula bahwa Neanderthal disapih sebelum usia dua tahun.

Dibandingkan dengan teknik sebelumnya, metode analisis isotop seng yang baru ini memudahkan untuk membedakan antara omnivora dan karnivora.

Untuk mengonfirmasi kesimpulannya, para peneliti berharap bisa mengulangi analisis serupa pada Neandertal dari situs lain, terutama dari situs Payre di tenggara Prancis, di mana penelitian baru sedang berlangsung.

Baca juga: Studi Tengkorak Kuno Jelaskan Perkawinan Silang Manusia dengan Neanderthal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com