Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/09/2022, 19:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Katak adalah jenis hewan amfibi yang umumnya tak berbahaya. Meski demikian, sebenarnya semua spesies katak mengeluarkan zat beracun melalui kulit mereka.

Zat beracun pada sebagian besar spesies katak tak berbahaya bagi manusia, tapi beberapa jenis katak bisa sangat beracun bahkan menyebabkan kematian pada manusia, seperti katak panah beracun.

Baca juga: Ciri-ciri Katak, Hewan yang Mirip Kodok

Lalu, apakah katak pohon beracun?

Katak pohon termasuk spesies katak yang kulitnya mengandung kelenjar racun yang tak berbahaya bagi manusia.

Termasuk spesies katak pohon hijau dan katak pohon abu-abu, yang diketahui memiliki racun emetik yang lebih kuat, juga tidak membahayakan manusia.

Meski tingkat racun katak pohon tidak cukup menyebabkan efek parah atau komplikasi pada manusia, menyentuh atau memegangnya tetap dapat memicu reaksi alergi atau menyebabkan iritasi kulit dan bahkan penularan salmonella yang dapat menyebabkan penyakit perut.

Hal ini karena katak pohon memiliki kulit yang sangat menyerap, sehingga dapat dengan mudah menyerap racun, kuman, bakteri, dan bahan kimia dari tangan manusia.

Ketika katak pohon menyerap sejumlah bahan kimia beracun dari tangan Anda, itu juga akan melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka.

Bahkan residu bahan kimia sekecil apa pun seperti sabun, minyak, atau bahkan garam dari tangan Anda dapat diserap oleh katak pohon dan membuatnya sakit parah.

Baca juga: Temuan Lubang Berisi Ribuan Tulang Katak Bikin Peneliti Bingung, Kenapa?

Racun katak pohon bagi hewan lain

Meskipun sekresi racun katak pohon tak berbahaya bagi manusia, racun pada kulit katak pohon bisa berpengaruh pada hewan lain, bahkan hewan peliharaan, seperti anjing.

Zat emetik yang terkandung dalam sekresi racun katak pohon bisa menyebabkan hewan seperti anjing muntah.

Namun demikian, periode muntah ini hanya berlangsung antara 30 menit sampai 60 menit dan akan menghilang dengan sendirinya, bahkan tanpa perlu pengobatan. Selain itu juga tak menimbulkan gejala lain yang parah.

Seekor katak pohon jawa (Rhacophorus margaritifer).KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Seekor katak pohon jawa (Rhacophorus margaritifer).

Hindari menyentuh katak pohon

Katak pohon bukanlah amfibi yang agresif. Mereka bisa menjadi hewan peliharaan terarium yang baik karena jinak dan pasif.

Namun, tak seperti hewan peliharaan lain, mereka tidak membutuhkan kasih sayang manusia dan tidak boleh terlalu sering dipegang.

Beberapa spesies katak pohon juga memiliki tubuh yang sangat halus, sehingga menyentuh atau memegangnya dengan keras dapat membuat beberapa tulangnya patah.

Jika terpaksa memegangnya, pastikan Anda memakai sarung tangan.

Ini dapat mengurangi risiko melukai katak pohon dan mencegah penularan bakteri atau Salmonella dari kulit katak pohon kepada Anda.

Baca juga: Penemuan Hewan Sepanjang 2021, dari Katak Pucat hingga 14 Tikus Celurut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com