Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Hari Senin Terasa Menyebalkan? Sains Jelaskan Penyebabnya

Kompas.com - 22/08/2022, 07:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah melewati akhir pekan, tak terasa Senin kembali datang dan sering kali terasa sangat menyebalkan.

Hari Senin bahkan dikaitkan dengan tingkat stres emosional tertinggi, dengan tingkat produktivitas kerja terendah.

Bagi sebagian besar orang, ungkapan besok Senin, mungkin terdengar tidak menyenangkan mengingat harus kembali beraktivitas setelah akhir pekan yang panjang. 

Baca juga: Studi Baru: Tidur di Akhir Pekan Tak Bisa Gantikan Kurang Tidur Malam

Lantas, kenapa Senin terasa menyebalkan dan disebut hari terburuk?

Kondisi ini sebenarnya berkaitan dengan efek kurang tidur dan disfungsi sirkadian. Dilansir dari Psychology Today, Minggu (14/8/2022) secara subyektif, kebanyakan orang meremehkan efek perubahan pola tidur terhadap kesehatan dan fungsi tubuh.

Studi di laboratorium menemukan, bahwa satu sampai dua jam kurang tidur menyebabkan penurunan fungsi kognitif, gangguan hormon, percepatan penuaan biologis, hingga pola aktivasi gen yang merugikan.

Mayoritas perubahan ini kerap kali tidak terlihat ataupun disadari. Hanya ketika efeknya mencapai ambang intensitas tinggi seperti pada jet lag atau episode insomnia, orang biasanya lebih memperhatikannya.

Dalam kasus jet lag, kebanyakan orang dewasa akrab dengan kombinasi antara kelelahan, perlambatan mental, dan pengaruh akibat perjalanan melintasi beberapa zona waktu.

Adapun jet lag adalah contoh gangguan sirkadian yang terjadi, ketika siklus tidur-bangun menjadi tidak selaras dengan jadwal 24 jam yang biasa digunakan tubuh.

Efek samping kognitif, emosional, dan fisik dari jet lag disebabkan oleh kumpulan hormon kompleks yang pengaturannya secara perlahan menjadi kacau. Dalam banyak kasus, perubahan siklus tidur-bangun ini berlangsung selama beberapa jam.

Setelah seminggu sekolah atau jam kerja reguler, misalnya, seseorang dapat memanfaatkan hari Sabtu mereka untuk begadang pada Jumat malam dan tidur pada Sabtu pagi. Pola serupa mungkin berulang pada Sabtu malam dan Minggu pagi.

Hanya dalam 48 jam ini, perubahan tidur-bangun secara nyata menggeser jam internal dan siklus hormon seseorang.

Kadar kortisol atau hormon stres biasanya naik satu hingga dua jam sebelum orang tersebut bangun untuk sekolah atau bekerja, dan menurun setelah puncak siklus ini.

Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Jam Tidur Terganggu, Kok Bisa?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com