Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cumi-cumi Mendengar dengan Cara Primitif, Ini Penjelasannya Menurut Sains

Kompas.com - 21/08/2022, 16:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Cumi-cumi memang tidak memiliki daun telinga seperti makhluk mamalia.

Namun, para ilmuwan mengonfirmasi bahwa cumi-cumi bisa mendengar.

Bedanya, cumi-cumi tidak mendeteksi perubahan tekanan yang terkait dengan gelombang suara, seperti cara manusia mendengar.

Cumi-cumi memiliki teknik lain yang lebih primitif untuk mendengar, yakni merasakan gerakan yang dihasilkan oleh gelombang suara.

Cumi-cumi mendeteksi gelombang suara

T. Aran Mooney, ahli biologi kelautan di Woods Hole Oceanographic Institution, Massachusetts, mengatakan bahwa cumi-cumi bergerak maju mundur untuk mendeteksi gelombang suara.

Baca juga: Mengenal Cumi-cumi Raksasa, Penghuni Laut Dalam yang Misterius

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di The Journal of Experimental Biology, Mooney dan rekan-rekannya mengonfirmasi bahwa cumi- cumi sirip panjang (Loligo pealeii) dapat mendeteksi suara pada frekuensi rendah.

"Idenya adalah mungkin jika cumi-cumi memiliki indera pendengaran primitif, dapatkah kita menggunakan mereka sebagai model untuk memahami dasar pendengaran atau bagaimana pendengaran hilang?" kata Mooney, dikutip dari Live Science.

Ilmuwan uji pendengaran cumi-cumi 

Cumi-cumi memiliki dua organ mirip kantung, yang disebut statocysts, di dekat pangkal otak.

Sel-sel rambut melapisi kantung tersebut dan menonjol ke dalamnya, sementara butiran kecil kalsium karbonat, yang disebut statolit, berada di dalam kantung.

Ketika cumi-cumi bergerak, sel-sel rambut bergesekan dengan statolit, menekuk sel-sel rambut di dalam kantung. 

Baca juga: 5 Perbedaan Cumi-cumi dan Gurita

Gerakan ini menghasilkan sinyal listrik yang dikirim ke otak hewan yang memberi tahu cumi-cumi bahwa ia telah mendeteksi suara.

Pada manusia, bagian telinga bagian dalam yang bertanggung jawab untuk mengubah getaran menjadi sinyal listrik yang berjalan ke otak, yang disebut koklea, juga bergantung pada sel-sel rambut.

Tim Mooney menggunakan teknik yang sama untuk menguji pendengaran cumi-cumi seperti yang digunakan untuk manusia.

Menggunakan speaker bawah air yang ditujukan untuk perenang yang disinkronkan, para ilmuwan memainkan suara di dalam tangki, sambil menggunakan sensor untuk mengukur respons saraf pada cumi-cumi.

Hasil menunjukkan bahwa cumi-cumi hanya dapat mendengarkan pada frekuensi rendah hingga 500 hertz.

Baca juga: Peneliti Berhasil Merekam Induk Cumi-cumi yang Berenang Membawa Telurnya, Seperti Apa?

Sebagai perbandingan, manusia mendengar frekuensi dari sekitar 20 hingga 20.000 hertz.

Ini berarti cumi-cumi mungkin dapat mendeteksi suara angin, ombak, dan karang, tetapi tidak bisa mendengar suara frekuensi tinggi yang dipancarkan oleh lumba-lumba dan paus bergigi yang memakannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com