Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Penyebab Coronasomnia, Gangguan Tidur yang Dialami Penyintas Covid-19

Kompas.com - 09/01/2022, 21:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berdasarkan studi observasional, penyintas Covid-19 bisa mengalami Coronasomnia atau Covidsomnia. Banyak faktor penyebab terjadinya gangguan tidur ini.

Covidsomnia atau Coronasomnia adalah istilah yang mulai dikenal sekitar musim panas 2020, untuk menggambarkan dampak pandemi global terhadap pola tidur seseorang.

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, RS Pondok Indah- Puri Indah, dr Leonardi A Goenawan, Sp.KJ mengatakan, istilah Covid-somnia atau Corona-somnia ini muncul dari data yang diperoleh di hampir seluruh belahan dunia yang memperlihatkan adanya jumlah besar populasi yang mengalami kesulitan tidur.

Baca juga: Covid-19 Sebabkan Penyintas Alami Coronasomnia atau Covidsomnia, Apa Itu?

Pada 2020, British Sleep Society melaporkan, bahwa kurang dari separuh penduduk Inggris mendapatkan 'tidur yang menyegarkan'.

Sementara di Amerika Serikat, masalah kurang tidur sudah dianggap sebagai epidemi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). 

Hal ini dikarenakan, sejak berlangsungnya pandemi Covd-19, kasus insomnia semakin meningkat hingga mencapai 40 persen.

"Gangguan tidur selama pandemi Covid-19 ini disebut sebagai 'tandemic' oleh Dr Abinav Singh, seorang direktur medis The Indiana Sleep Center," jelas Leonardi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (7/1/2022).

Untuk diketahui, tandemic adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan epidemi yang disebabkan, diperburuk, dan berjalan beriringan dengan pandemi.

Leonardi pun menjelaskan beberapa kemungkinan penyebab yang memicu Coronasomnia atau Covidsomnia ini meningat dialami masyarakat dunia. Di antaranya sebagai berikut.

1. Hilangnya rutinitas harian

Seperti kita ketahui, pandemi Covid-19 ini telah membuat anak-anak dan orangtua harus menyesuaikan diri dengan sekolah jarak jauh atau daring.

Selain itu, ada banyak juga pekerja yang beralih pada pekerjaan jarak jauh, dirumahkan atau kehilangan pekerjaan sama sekali. 

"Pandemi Covid-19 telah mengubah hampir semua aspek kehidupan sehari-hari," kata dia.

Hilangnya berbagai aktivitas ini akan menimbulkan perasaan terisolasi dan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.

Padahal, kata Leonardi, berbagai aktivitas yang normal memiliki konrtibusi yang besar untuk menjaga kestabilan irama sirkadian, karena berfungsi sebagai penanda waktu.

Sejak pandemi, seluruh aktivitas ini menjadi sangat minimal bahkan hilang.

"Ketiadaan aktivitas rutin tersebut cenderung membuat tidur lebih larut dan bangun lebih siang," ujarnya.

Sehingga, disamping kualitas tidur menjadi buruk, gangguan pada irama sirkadian tersebut juga akan berdampak pada fungsi biologis lainnya, termasuk pencernaan, respons imunitas, dan lainnya.

2. Peningkatan konsumsi informasi

Penyebab gangguan tidur berikutnya selama pandemi Covid-19 ini adalah meningkatnya ragam informasi, baik di media massa maupun media sosial.

Leonardi mengatakan, terlalu banyak mengonsumsi informasi akan secara bermakna meningkatkan tekanan mental dalam bentuk kecemasan dan ketakutan.

Tidak hanya itu, informasi yang terlalu banyak itu pun belum tentu semuanya benar. Ada banyak sekali informasi hoaks yang berkaitan dengan Covid-19 bertebaran di internet, yang menambah keresahan, kecemasan dan ketakutan bagi pembacanya.

"Durasi kita berada di depan monitor (screen time), dikaitkan dengan menurunnya kualitas tidur, terutama apabila dilakukan pada malam hari," kata dia.

"Sinar biru dari monitor akan merangsang tubuh kita untuk mempertahankan kadar kortisol tetap tinggi dan menekan produksi melatonin," tambahnya.

Baca juga: 4 Efek Insomnia terhadap Tubuh, Salah Satunya Jadi Rentan Penyakit

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com