Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyintas Covid-19 Alami Insomnia, tapi Penyebabnya Bukan Virus Corona

Kompas.com - 18/03/2021, 11:00 WIB
Dea Syifa Ananda,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Insomnia adalah ketidakmampuan dalam menjaga atau mempertahankan kuantitas dan kualitas tidur yang baik.

Pada masa pandemi ini, para penyintas Covid-19 yang telah sembuh memiliki efek lanjutan, salah satunya adalah insomnia.

Tidur ini memang sangat penting bagi kehidupan manusia terutama untuk kesehatan. Bila kurang tidur akan menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit. Hal ini berkaitan dengan sistem imunitas daya tahan tubuh.

Pada saat tidur terlelap, Interleukin-1 , Tumor Necrois Factor (TNF) dan Natural Killer Cells (NKC) akan tinggi di dalam darah dan menurun ketika bangun. 

Lalu, apakah benar virus penyebab Covid-19 yang menyebabkan insomnia?

Baca juga: Pasien Sembuh Corona Alami 7 Gejala Ini, dari Insomnia hingga Muntah

Praktisi Kesehatan Tidur, dr. Andreas Prasadja, RPSGT mengatakan bahwa bukan virus penyebab Covid-19 yang menyebabkan insomnia ini terjadi. Namun kegiatan selama isolasi inilah yang menyebabkan insomnia.

"Jadi bukan karena virusnya, tapi karena isolasinya," jelas dr Andreas dalam acara peluncuran produk herbal peningkat kualitas tidur.

Lebih lanjut, Andreas menambahkan bahwa hal ini dapat ditemukan pada orang-orang yang  melakukan isolasi baik mandiri atau di rumah sakit, serta orang-orang yang bekerja di rumah.

Hal ini dikarenakan, manusia adalah makhluk irama. Dalam otak manusia ada ritme sirkardian yang menentukan irama pagi, siang dan malam. Ritme ini sangat peka terhadap cahaya.  

Pada kondisi biasanya, kita melakukan ritme kegiatan seperti bangun pagi, pergi ke kantor, pulang sore, melihat matahari dari terang ke gelap, relaksasi sampai tertidur. Namun, ketika melakukan isolasi atau WFH, irama ini hilang.

Jika kita berada di dalam lingkungan yang sama, pencahayaan yang sama dalam ruangan sepanjang hari dengan waktu yang lama, akan berakibat pada gangguan irama ini.

Hal ini dialami kebanyakan pasien Covid-19 yang harus isolasi di suatu ruangan dan orang yang memiliki ruang gerak terbatas selama pandemi.

"Apalagi di rumah sakit dengan suara alat yang berisik dan dengan pencahayan yang terang sepanjang hari, inilah pemicu gangguan tidur terjadi," ungkap Andreas.

Ilustrasi insomnia, gangguan tidur, sulit tidur. Insomnia bisa memicu stres dan depresi.SHUTTERSTOCK/DimaBerlin Ilustrasi insomnia, gangguan tidur, sulit tidur. Insomnia bisa memicu stres dan depresi.

Jenis coronasomnia

Insomnia ini banyak jenisnya. Namun, para penderita coronasomnia umumnya menderita Inadequate Sleep Hygiene dan Psychophysiological Insomnia.

Inadequate Sleep Hygiene atau higienis tidur yang buruk seperti misalnya melakukan pekerjaan di kamar, dengan pencahayaan yang sama bahkan pakaian yang sama dari pagi sampai malam inilah yang dapat memicu gangguan tidur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com