Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Predator Ubah Jadwal Reproduksi untuk Berdaptasi dengan Perubahan Iklim

Kompas.com - 29/06/2022, 13:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Ketika perubahan iklim mengubah lingkungan di seluruh dunia, para ilmuwan menemukan bahwa banyak spesies merespon situasi tersebut. Salah satunya, dalam sebuah studi peneliti menemukan bahwa predator mengubah jadwal reproduksi untuk beradaptasi.

Dan kini sebuah penelitian yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa spesies karnivora besar telah membuat perubahan besar pada sejarah hidupnya sebagai respon terhadap perubahan iklim.

Dikutip dari Phys, Selasa (28/6/2022) tim yang dipimpin oleh peneliti University of Washington bekerja sama dengan Botswana Predator Conservation menganalisis pengamatan lapangan dan data demografis dari tahun 1989 hingga 2020 populasi anjing liar Afrika (Lycaon pictus).

Mereka menemukan bahwa selama periode 30 tahun, hewan yang hidup di Botswana tersebut mengubah pola reproduksi mereka menjadi lebih lambat 22 hari.

Adaptasi itu memungkinkan mereka untuk mencocokan kelahiran bayi-bayi mereka pada suhu paling dingin di awal musim dingin.

Akan tetapi sebagai dampak perubahan iklim yang signifikan ini, lebih sedikit anak anjing yang selamat pasca kelahiran karena suhu di sarang justru meningkat dan lebih hangat. Hal tersebut pun mengancam populasi spesies yang sudah terancam punah ini.

Baca juga: Ahli Temukan Spesies Predator Baru, Hidup di Eropa 12 Juta Tahun Lalu

"Anjing liar Afrika menggeser tanggal lahir lebih lambat untuk mengimbangi suhu dingin tetapi ini justru membuat mereka berhadapan dengan suhu yang lebih panas setelah bayi lahir yang pada akhirnya menurunkan kelangsungan hidup," ungkap Briana Abrahams, penulis utama studi yang menunjukkan bukti predator beradaptasi dengan perubahan iklim.

Studi tersebut menunjukkan bahwa spesies puncak dalam ekosistem bisa sama sensitifnya dan menunjukkan respon kuat terhadap perubahan iklim seperti halnya spesies lain.

"Meskipun sebagian besar spesies hewan memiliki respon terhadap perubahan iklim, tetapi temuan ini merupakan contoh langka dari spesies yang merespon dengan membuat perubahan besar pada hidupnya dua kali lebih tinggi dari rata-rata perubahan yang diamati di seluruh spesies hewan," jelas Jeremy Cohen, peneliti di Yale University dan Center for Biodiversity and Global Change, yang tak terlibat dalam penelitian ini.

Daerah penelitian di Botswana utara sendiri merupakan bagian dari habitat berkelanjutan terbesar untuk anjing liar Afrika, yang terancam oleh fragmentasi, hilangnya habitat, penyakit dan konflik dengan manusia.

The International Union for Conservation of Nature memperkirakan bahwa hanya ada sekitar 1.400 anjing dewasa yang tersisa di alam liar.

"Predator besar memainkan peran yang sangat penting dalam ekosistem, tetapi kami masih harus banyak belajar tentang implikasi perubahan iklim bagi hewan-hewan ini. Pergeseran besar yang didorong oleh iklim seperti yang kami temukan mungkin lebih tersebar luas pada predator teratas daripada yang diperkirakan semula, jadi kami berharap temuan kami akan memacu penelitian perubahan iklim baru pada populasi predator lain di sekitar planet ini," pungkas Abrahms.

Baca juga: Dinosaurus Predator Ini Ditemukan di Argentina Disebut Megaraptor Terbesar di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com