Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Belum Pernah Kena Covid-19? Bisa Jadi Anda Hanya Sedang Beruntung

Kompas.com - 04/06/2022, 19:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Lindsay Broadbent

KITA semua tahu ada orang-orang beruntung yang, entah bagaimana, berhasil menghindari penularan Covid-19. Mungkin Anda salah satunya.

Apakah ini kekuatan super seperti Marvel? Apakah ada alasan ilmiah mengapa seseorang mungkin resisten untuk terinfeksi, padahal virus itu tampaknya ada di mana-mana? Atau apakah itu hanya keberuntungan?

Lebih dari 60% orang di Inggris Raya telah dites positif Covid setidaknya sekali. Namun, jumlah orang yang benar-benar terinfeksi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, diperkirakan lebih tinggi. Tingkat yang dihitung dari infeksi tanpa gejala bervariasi tergantung pada penelitian, meski sebagian besar setuju bahwa ini cukup umum.

Namun, bahkan dengan mempertimbangkan adanya orang yang pernah terkena Covid tapi tidak menyadarinya, kemungkinan masih ada sekelompok orang yang tidak pernah.

Baca juga: Banyak Negara di Dunia Longgarkan Aturan, WHO Sebut Pandemi Covid-19 Belum Usai

Alasan mengapa beberapa orang tampak kebal terhadap Covid adalah satu pertanyaan yang terus ada selama pandemi. Seperti banyak hal dalam sains, (belum) ada satu jawaban sederhana.

Kita bisa mengabaikan teori kekuatan super seperti Marvel.

Namun, sains dan keberuntungan sepertinya memiliki peran untuk dimainkan.

Penjelasan paling sederhana adalah bahwa orang-orang ini tidak pernah bersentuhan dengan virus.

Ini tentu bisa menjadi kasus bagi orang-orang yang telah terlindungi selama pandemi. Orang-orang yang berisiko jauh lebih besar penyakit parah, seperti mereka yang memiliki kondisi jantung atau paru-paru kronis, telah mengalami beberapa tahun yang sulit.

Banyak dari mereka terus mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari potensi paparan virus. Bahkan, meski sudah dilengkapi langkah-langkah keamanan tambahan, banyak dari orang-orang ini telah berakhir dengan Covid.

Karena tingginya tingkat penularan komunitas, terutama dengan varian omicron yang sangat menular, sangat tidak mungkin seseorang yang pergi bekerja atau sekolah, bersosialisasi, dan berbelanja tidak berada di dekat seseorang yang terinfeksi virus.

Namun, ada orang yang amat rentan terpapar, seperti pekerja rumah sakit atau anggota keluarga dari orang yang memiliki Covid, yang entah bagaimana berhasil menghindari tes positif.

Kita tahu dari beberapa penelitian, vaksin tidak hanya mengurangi risiko penyakit parah, tapi juga dapat mengurangi kemungkinan penularan SARS-CoV-2 di rumah hingga sekitar setengahnya. Jadi tentu saja vaksinasi dapat membantu beberapa kontak dekat agar tidak terinfeksi.

Baca juga: Covid-19 Diduga Jadi Pemicu Hepatitis Akut Misterius pada Anak, Studi Jelaskan

Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian ini dilakukan sebelum munculnya varian omicron. Data yang kami miliki tentang pengaruh vaksinasi terhadap penularan omicron masih terbatas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com