KOMPAS.com - Sejumlah peneliti dari University of Cambridge dan Imperial College London, mengungkapkan bahwa infeksi Covid-19 parah dapat menyebabkan gangguan fungsi otak.
Hal tersebut disebabkan oleh infeksi virus corona di mana efeknya masih tetap bertahan selama lebih dari enam bulan, bahkan setelah pasien dinyatakan pulih.
Dilansir dari Independent, Rabu (4/5/2022) beberapa laporan menunjukkan Covid-19 dapat menyebabkan masalah pada fungsi kognitif, hingga kesehatan mental pasien.
Akhirnya, tim peneliti menganalisis data milik 46 pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit, di bangsal atau unit perawatan intensif di Rumah Sakit Addenbrooke.
Baca juga: Virus Covid Ditemukan dalam Tinja Pasien 7 Bulan Setelah Infeksi, Studi Jelaskan
Semua pasien telah dirawat dalam rentang waktu antara Maret hingga Juli 2020 lalu. Para pasien pun menjalani tes kognitif setidaknya enam bulan setelah mengalami infeksi Covid-19 yang parah.
Sementara pasien melakukan tes menggunakan platform Cognitron, peneliti mengukur berbagai aspek kemampuan mental seperti memori, perhatian, dan penalaran.
Selain itu, tingkat kecemasan, depresi hingga gangguan stres pasca-trauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD) turut dievaluasi.
Dengan membandingkan pasien dengan 66.008 kelompok kontrol, peneliti memperkirakan telah terjadi penurunan fungsi kognitif pada pasien Covid-19 yang parah. Gangguan ini, kata mereka, setara dengan hilangnya 10 poin IQ pada otak manusia.
Studi itu juga menunjukkan adanya penurunan kognitif di otak, yang serupa dengan proses penuaan pada orang berusia 50 hingga 70 tahun.
Dalam studinya, peneliti memaparkan gejala yang banyak dikeluhkan pasien di antaranya:
Berdasarkan penelitian tersebut, penyintas Covid-19 mendapat nilai yang sangat buruk pada tugas-tugas seperti penalaran analogis verbal.
Baca juga: Kabut Otak, Salah Satu Gejala Disfungsi Kognitif Akibat Covid-19