Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Hanya Ganggu Sistem Pernapasan, Peneliti Sebut Covid-19 Sebabkan Psikosis

Kompas.com - 12/04/2022, 09:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNA

KOMPAS.com - Infeksi virus corona diketahui menyerang sistem pernapasan seseorang, dan membuatnya terganggu. Namun, penelitian baru-baru ini menemukan Covid-19 dapat memengaruhi hampir seluruh tubuh, termasuk otak hingga menyebabkan psikosis.

Dijelaskan peneliti di Curtin University, Sarah Hellewell, beberapa pasien yang terinfeksi virus corona dapat mengalami episode psikosis pasca Covid. Kondisi ini membuat penderitanya sulit membedakan kenyataan, dengan imajinasinya sendiri.

Untuk diketahui psikosis adalah suatu keadaan yang ditandai munculnya kebingungan, delusi, serta halusinasi.

Baca juga: Bagaimana Infeksi Covid-19 Berpengaruh terhadap Gigi?

 

Orang dengan psikosis, akan kesulitan untuk membedakan mana kenyataan dan mana yang tidak.

"Psikosis terjadi dalam episode yang dapat berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Sejak awal pandemi Covid-19, psikosis pasca Covid banyak dilaporkan seluruh dunia," papar Hellewell seperti dilansir dari CNA, Minggu (10/4/2022).

Dia menambahkan, psikosis pasca Covid berbeda dengan psikosis yang umumnya terlihat pada penyakit otak lainnya.

Psikosis episode pertama, lanjut Hellewell, biasanya terlihat pada remaja atau orang dewasa muda yang mengembangkan skizofrenia, serta demensia pada orang tua.

Akan tetapi, rata-rata orang yang mengalami psikosis pasca Covid berusia 30 sampai 50 tahun-an, dan mengalami psikosis untuk pertama kalinya. Selain itu, mereka diketahui tidak memiliki riwayat keluarga psikosis.

"Orang dengan psikosis pasca Covid juga sering menyadari tentang perasaan mereka. Mereka dapat mengenali (kondisi) ini tidak normal bagi mereka, dan sesuatu telah berubah dalam cara mereka berpikir," ungkap Hellewell.

Sejauh ini, psikosis pasca infeksi virus corona jarang terjadi yakni sekitar 0,25 persen dari total kasus Covid-19 yang tidak dirawat di rumah sakit yang kemungkinan memiliki gejala ringan.

Sementara 0,89 persen orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 dilaporkan mengalami psikosis.

"Meskipun risiko psikosis pasca Covid rendah, orang yang pernah menderita Covid-19 dan keluarganya harus waspada terhadap perubahan mendadak dalam kepribadian, paranoia, atau delusi pada hari, minggu, dan bulan setelah infeksi," tuturnya.

Baca juga: Bagaimana Covid-19 Sebabkan Perubahan Otak? Studi Jelaskan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com