Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darimana RA Kartini Punya Pemikiran jadi Pelopor Kebangkitan Perempuan?

Kompas.com - 21/04/2022, 12:32 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Raden Ajeng Kartini (RA Kartini) dikenal sebagai sosok pahlawan perempuan pejuang emansipasi wanita. Pemikiran Kartini menjadi pelopor kebangkitan perempuan pribumi. 

Wanita kelahiran Jepara, 21 April 1879 tersebut memiliki rasa prihatin dengan adanya diskriminasi antara laki-laki dan perempuan pada masa penjajahan.

Pada zaman itu, perempuan tidak diperbolehkan mendapatkan pendidikan. Hanya perempuan bangsawan yang berhak memperoleh pendidikan.

Selain itu, budaya turun-temurun saat itu menormalisasi seorang perempuan hanya pasif menjalani alur kehidupan. Kartini ingin membuktikan bahwa perempuan pun harus memperoleh pendidikan dan bisa menggantikan peran laki-laki.

Darimana pemikiran kritis RA Kartini tentang emansipasi dan kebangkitan perempuan pribumi ini?

Kartini adalah putri tertua keturunan keluarga ningrat Jawa atau istilahnya keluarga priyayi atau bangsawan.

Ayahnya merupakan Bupati Jepara yang bernama Raden Mas Sosroningrat. Sementara itu, ibunya bernama M.A. Ngasirah yaitu putri anak dari seorang guru agama di Teluwakur, Jepara. Tidak hanya pesohor di kala itu, keluarga Kartini dikenal cerdas.

Baca juga: Meneladani Kartini, Para Peneliti Perempuan Berjuang untuk Kemajuan Riset di Indonesia

Pemikiran kritis RA Kartini yang membawanya menjadi pelopor kebangkitan perempuan, rupanya juga diwariskan dari sang kakek, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, yang dikenal sebagai sosok cerdas yang diangkat menjadi bupati di usia 25 tahun.

Dikutip dalam buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang karya Armijn Pane, diceritakan bahwa sosok Pangeran Ario Tjondronegoro IV merupakan Bupati Demak, yang terkenal suka akan kemajuan.

Pangeran Ario Tjondronegoro IV inilah yang pertama-tama, yang mendidik anak-anaknya, laki-laki maupun perempuan dengan pelajaran Barat.

Dalam tahun 1846 belum ada pikiran memberikan didikan kepada orang Bumiputra, bahkan sekolah bagi orang Eropa masih banyak celanya, tetapi ia sudah dapat meramalkan apa yang perlu di waktu yang datang.

Supaya anak-anaknya mendapat pelajaran Barat, disuruhnya seorang guru datang dari negeri Belanda, semata-mata bagi anak-anaknya.

Dalam upaya mendidik anak-anak laki-laki dan perempuannya dengan pelajaran Barat ini, ia pun mendapatkan cibiran dari bupati-bupati lainnya ketika itu.

Baca juga: RA Kartini, Putri Jawa Pejuang Emansipasi dan Sejarah Hari Kartini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com