Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Infus Ditemukan sebagai Terapi Intravena Saat Wabah Kolera

Kompas.com - 27/01/2022, 12:00 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Intravenous (IV) therapy atau terapi intravena sering kita jumpai pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Singkatnya, terapi intravena adalah pemberian obat melalui injeksi atau alat infus.

Dalam penemuan alat infus, terapi IV melalui perjalanan yang sangat panjang.

Dilansir dari Discover Magazine, Rabu (1/6/2016) metode dengan memasukan larutan infus ke dalam vena ini awalnya dilakukan sebagai upaya untuk menghadapi bakteri penyebab diare yang berakibat pada terjadinya wabah kolera.

Kolera sendiri merupakan penyakit yang dapat mengakibatkan kematian bagi penderitanya.

Maka, tidak mengherankan jika terapi intravena disebut sebagai penemuan yang mengubah dunia, lantaran manfaatnya untuk menyelamatkan banyak nyawa.

Menilik ke tahun 1831, kolera adalah penyakit yang sangat mematikan di banyak negara seperti India, China, Iran, dan Rusia.

Baca juga: Alat Tes Covid-19 RT-LAMP dari BRIN Kantongi Izin Edar, Diklaim Mampu Deteksi Omicron

 

 

Ketika itu, Inggris bahkan mencatat lebih dari 23.000 orang tewas karena wabah penyakit kolera. Inilah awal di mana alat infus ditemukan dan menjadi terapi intravena yang masih menjadi penemuan yang diandalkan hingga masa kini.

Melihat adanya kekacauan ini, dokter berusia 22 tahun dari Irlandia, William Brooke O'Shaughnessy tertarik untuk meneliti wabah kolera yang sudah menyebar di berbagai negara.

Dia mencatat bahwa ada penurunan volume cairan dalam tubuh pasien kolera yang berisiko meningkatkan kematian.

O'Shaughnessy kemudian memeriksa sampel darah dan tinja pasien kolera, untuk mengukur kadar elektrolit pada kedua sampel tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa sejumlah besar kandungan air, natrium, klorida, dan bikarbonat di dalam darah hilang saat pasien buang air.

Akhirnya O'Shaughnessy menerbitkan temuannya di jurnal Lancet dan mengusulkan ide sederhana dengan mengisi kembali usus yang kosong langsung ke pembuluh darah.

Setelah itu muncullah ide untuk mengembangkan terapi intravena, dengan memasukkan cairan yang dibutuhkan tubuh melalui alat infus.

Baca juga: Mengenal Barometer, Alat untuk Mengukur Tekanan Udara

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com